JAKARTA, harianindonesia.id – Rusia akan melakukan pengusiran kepada puluhan diplomat di negeri tersebut, sebagai imbal balik atas perlakuan pengusiran yang dilakukan sejumlah negara uni Eropa, dan Amerika kepada Diplomat Rusia
Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov yang mengatakan negaranya akan merespons dengan sebanding langkah negara-negara Barat, dengan mengusir diplomat dari Negeri Beruang Merah.
Dengan kata lain, Rusia akan mengusir 60 diplomat Amerika Serikat dan puluhan dari negara-negara Barat lainnya. Selain itu, Moskow juga akan menutup Konsulat AS di St Petersburg.
Kekisruhan diplomatik ini menyusul serangan racun terhadap Sergei Skripal, mantan agen ganda Rusia yang ditemukan dalam keadaan tak sadar bersama putrinya di Salisbury, Inggris, 4 Maret lalu.
London meyakini insiden yang menimpa Sergei dan Yulia merupakan ulah Rusia. Negara-negara Barat mengikuti langkah Inggris mengusir diplomat Rusia sebagai respons atas insiden tersebut.
“Langkah yang dilakukan akan timbal balik … termasuk pengusiran diplomat dengan jumlah yang sama dan termasuk keputusan kami untuk menarik kesepakatan yang memungkinkan konsulat jenderal Amerika Serikat beroperasi di St Petersburg,” kata Lavrov, dikutip Reuters.
Perkembangan terkini, kondisi Yulia Skripal sudah mulai membaik, sementara Sergei masih dalam keadaan kritis, meski stabil.
Saat ditemukan, keduanya tidak menunjukkan tanda-tanda luka fisik, kata polisi. Perkembangan terakhir ini dilaporkan sehari setelah kepolisian menyatakan kedua korban pertama kali terpapar racun di kediaman Sergei di Salisbury.
Keyakinan ini muncul setelah tim penyelidik menemukan konsentrasi racun dalam jumlah tinggi di rumah Skripal, terutama di pintu depan. Kepolisian Inggris pun memfokuskan penyelidikan di sekitar rumah Skripal.
Inggris meyakini mereka terpapar racun saraf kelas militer yang dibuat di Uni Soviet: Novichok. Pihak Rusia berulang kali menampik terlibat di balik upaya pembunuhan tersebut.(***)