Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Artificial Intelligence Tidak Mengancam Profesi Penulis

  • Bagikan
Satrio Arismunandar.

HARIANINDONESIA.ID – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) memengaruhi berbagai profesi, termasuk penulis, namun tidak serta-merta mengancam profesi ini secara keseluruhan.

Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar menanggapi tema diskusi tentang menjadi penulis di era AI di Jakarta, Kamis 12 September 2024 malam yang diselenggarakan oleh oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA.

Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu  menghadirkan narasumber Ndoro Kakung, praktisi media sosial.

Satrio Arismunandar mengungkapkan, AI sudah  menghasilkan konten sederhana, seperti laporan bisnis, berita olahraga, atau artikel dengan cepat. Ini bisa berdampak pada jenis pekerjaan penulis yang fokus pada konten-konten standar atau berulang.

Satrio mengakui, dengan lahirnya AI, perusahaan bisa memakai teknologi tu untuk memproduksi konten skala besar tanpa mempekerjakan banyak penulis. Ini dapat mengurangi permintaan jenis konten tertentu.

“Namun ada kekuatan penulis yang sulit digantikan AI. Karya fiksi, puisi, esai pribadi, dan tulisan yang memerlukan sentuhan emosional atau perspektif manusia yang mendalam, masih sangat bergantung pada kemampuan unik manusia,” kata Satrio.

“AI belum mampu menghasilkan kreativitas dan kedalaman emosional yang sama seperti penulis,” tambahnya.

“Penulis juga mencerminkan budaya, pengalaman, dan sudut pandang yang unik, yang sulit direplikasi oleh AI. Tulisan yang memiliki nilai budaya dan personal sangat sulit digantikan oleh mesin,” tutur Satrio.

Satrio menyatakan, yang terjadi sekarang adalah kolaborasi antara penulis dan AI. Banyak penulis memakai AI sebagai alat bantu untuk mempercepat brainstorming, pengeditan, atau penulisan draf awal. Namun, keputusan akhir tetap di tangan penulis manusia.

“AI juga dapat membantu penulis menghemat waktu dengan otomatisasi tugas-tugas seperti perbaikan tata bahasa, menulis template dasar, atau menghasilkan ide-ide awal,” tambahnya.

SIMAK JUGA :  Tingkatkan Hasil Panen Petani, Distankep Bartim Studi Banding Ke Tabalong Kalsel

Satrio menyimpulkan, AI memang mengubah lanskap profesi penulisan, tetapi lebih sebagai alat bantu daripada ancaman besar.

Penulis yang berfokus pada kreativitas, emosi, dan pemikiran kritis, katanya, akan tetap relevan.

Penulis yang mengerjakan konten rutin, katanya, mungkin perlu menyesuaikan diri dengan tren ini. (K) ***

 

  • Bagikan