HARIANINDONESIA.ID – Masa depan aplikasi artificial intelligence (AI) di Indonesia dengan pemakaian semakin luas di berbagai sektor.
Demikian Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar menanggapi diskusi bertema Masa Depan AI di Indonesia, Kamis, 24 Oktober 2024 malam yang diselenggarakan oleh Kreator Era AI berkolaborasi dengan Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.
Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadirkan narasumber Wisnu Nugroho, Managing Editor InfoKomputer.
Satrio mengungkapkan, meski menjanjikan, perkembangan AI di Indonesia juga menghadapi tantangan.
Menurut Satrio, tantangan pertama adalah ketersediaan data dan infrastruktur teknologi. Aplikasi AI memerlukan data dalam jumlah besar dan berkualitas.
“Infrastruktur komputasi awan (cloud computing) dan internet belum merata di seluruh wilayah,” ujarnya.
Komputasi awan yang dimaksud Satrio adalah layanan yang memungkinkan pemakai mengakses dan memakai sumber daya komputasi (seperti server, penyimpanan data, aplikasi, dan jaringan) melalui internet, tanpa perlu memiliki atau mengelola infrastruktur fisik secara langsung.
Dengan kata lain, teknologi ini memungkinkan data dan aplikasi disimpan serta dijalankan di server jarak jauh (cloud), bukan di komputer lokal atau server internal perusahaan.
Selain itu, tambah Satrio, keterbatasan tenaga ahli dalam mengembangkan dan menerapkan AI menjadi salah satu tantangan besar.
Perlu peningkatan literasi teknologi dan pelatihan keterampilan AI bagi masyarakat dan tenaga kerja lokal.
“Ditambah lagi, regulasi yang terlalu ketat atau ambigu bisa memperlambat inovasi, sedangkan aturan yang longgar bisa menimbulkan risiko sosial,” tambahnya.
Hal lain yang disorot Satrio adalah ketimpangan akses teknologi. Daerah-daerah terpencil masih menghadapi tantangan akses teknologi dan internet yang memadai. Hal ini dapat memperlambat pemerataan manfaat AI di seluruh negeri.
Dalam kaitan itu, Satrio mengapresiasi pemerintah yang telah meluncurkan inisiatif seperti Making Indonesia 4.0 dan berbagai program transformasi digital. (K) ***