HARIANINDONESIA.ID – Pemakaian artificial intelligence (AI) dalam menciptakan lagu menghadapi tantangan kreativitas dan orisinalitas.
Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA dan jurnalis senior, Satrio Arismunandar menanggapi tema diskusi Menulis Lagu dengan Bantuan AI di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2024 malam.
Diskusi ini diselenggarakan oleh Kreator Era AI berkolaborasi Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.
Diskusi Menulis Lagu dengan Bantuan AI yang dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadirkan narasumber musisi dan arranger Monanta Galesha.
Satrio mengungkapkan, AI sering kali mengandalkan pola data dari karya sebelumnya, sehingga dalam menciptakan lagu hasilnya cenderung repetitif dan kurang inovatif dibandingkan kreativitas manusia.
Selain itu, tambahnya, ada isu hak cipta dan etika. AI dapat menghasilkan lagu yang mirip dengan karya yang sudah ada, sehingga memunculkan masalah hukum terkait plagiarism.
“Musik sering kali melibatkan elemen emosional yang mendalam. Ini sesuatu yang sulit ditiru oleh AI karena keterbatasannya dalam memahami konteks emosional manusia,” tutur Satrio.
Tantangan lain adalah ketergantungan pada data. Hasil yang dikeluarkan AI sangat bergantung pada kualitas dan variasi dataset, sehingga bisa bias atau terbatas.
Menurut Satrio, di kalangan publik dan seniman juga masih ada skeptisisme terhadap karya yang dihasilkan AI, dengan anggapan bahwa hasilnya “tidak otentik” atau kurang bernyawa dibandingkan karya manusia.
“Meski AI dapat mempercepat proses produksi musik, aspek humanis masih menjadi bagian penting yang perlu dijaga,” ujar Satrio.
Meski begitu, Satrio mengakui, ada beberapa contoh sukses dalam memakai AI untuk membantu menciptakan lagu.
Misalnya, lagu “Daddy’s Car” oleh Sony CSL. Lagu ini dibuat memakai Flow Machines, alat AI yang dikembangkan oleh Sony.
Lagu ini terinspirasi oleh gaya musik The Beatles dan memperlihatkan kemampuan AI dalam menciptakan musik dengan struktur dan harmoni kompleks.
Contoh kedua adalah lagi “I AM AI” oleh Taryn Southern. Taryn Southern menggunakan alat AI seperti Amper untuk membuat seluruh album. Teknologi ini membantu menciptakan melodi, harmoni, dan instrumen sesuai preferensi pengguna. (K) ***