Wartawan Harianindonesia berkesempatan bertemu manajemen lapangan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) di pintu gerbang tol Pangkalan Berandan, Sumut. Ini adalah tol paling ujung di Sumatera Utara. (Foto : Awe/HI)
PENGANTAR :
Wartawan Harianindonesia.id, Awaluddin Awe melakukan perjalanan jurnalistik dari Bakauheni sampai Medan selama 14 Hari. Ada banyak hal yang dilihat dan dicatat wartawan senior ini, berikut cuplikannya :

Kontrol angkutan barang mesti sangat maksimal dilakukan di pintu gerbang tol. Sebab dari sini bisa diketahui volume angkutan truk sudah sesuai atau melebih kapasitas. Sehingga kerusakan badan jalan tol bisa dieleminir. (Foto : Awe/HI)
Selama perjalanan jurnalistik ke Tol Sumatera dari pintu masuk Tol Bakauheni hingga Medan Binjai, satu hal yang menjadi perhatian khusus saya adalah soal kerusakan jalan tol akibat angkutan truk berbadan gaban.
Sepanjang perjalanan di hampir semua ruas utama jalan tol Sumatera saya melihat banyak kerusakan di jalan tol, yang sebenarnya tidak boleh ada. Sebab hal itu berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan tol.
Sebabnya adalah, jalan tol adalah jalan bebas hambatan dan mentoleransi sopir melanjutkan kecepatan kendaraan dalam batas tertentu.
Tetapi dalam praktiknya. Banyak pengendara di jalan tol melebihi kecepatan maksimal. Biasanya kendaraan berkecepatan tinggi jika melihat ada lubang setelah dekat cenderung reaktif mengerem mendadak. Maka disitulah sering terjadi kecelakaan di jalan tol.
Saya melihat. Kerusakan jalan tol di dominasi oleh angkutan truk dan berbadan berat. Sepanjang perjalanan saya banyak melihat angkutan truk berbagai tipe melintas di jalan tol.
Dari sisi lain, di sepanjang tol Sumatera mata saya terus melihat ke arah sisi kiri jalan tol. Dan saya menemukan hampir di semua ruas tol Sumatera, khususnya yang menggunakan aspal, saya lihat permukaannya terkelupas dan malah ada yang hancur akibat di lindas truk berbedan berat.
Melihat itu. Pikiran saya lari ke jalan lintas Sumatera. Dimana hampir di semua sisi kirin jalannya ambrol akibat dilindas angkutan truk atau berbadan berat.
Malah. Saya ada melihat bekas roda di atas jalan ambrol tersebut yang menandakan bahwa jalan tersebut anjlok karena setiap saat di lindas truk.
Dengan pemandangan seperti itu. Saya berpendapat bahwa keberadaan tol Sumatera seperti memindahkan masalah jalan lintas Sumatera : khususnya terkait dengan kerusakan jalan tol.
Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) adalah jalan raya nasional yang membentang dari utara hingga selatan Pulau Sumatera. Jalur ini memiliki panjang sekitar 2.500 kilometer dan melintasi berbagai provinsi di Pulau Sumatera.
Beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan jalan, di antaranya: Beban berlebih, Suhu udara yang tinggi, Curah hujan yang tinggi, Daya dukung subgrade yang kurang memadai.
Berikut rincian data jalan rusak berat dan rusak ringan di provinsi di Pulau Sumatera berdasarkan data jalan pada 2020-2021, seperti dikutip dari Kompas.com:
1. Provinsi Aceh
Total panjang jalan nasional di Aceh adalah 2.102 km, dengan kondisi rusak berat yakni 4 km (0,23 persen) dan rusak ringan 33 km (1,58 persen).
2. Provinsi Sumatera Utara
Total panjang jalan nasional di Sumatera Utara adalah 2.632 km, dengan kondisi rusak berat yakni 21 km (0,81 persen), dan rusak ringan 103 km (3,92 persen).
3. Provinsi Riau
Total panjang jalan nasional di Riau adalah 1.336 km, dengan kondisi rusak berat yakni 41 km (3,11 persen), sementara rusak ringan 135 km (10,14 persen).
4. Provinsi Bengkulu
Total panjang jalan nasional di Bengkulu adalah 792 km, dengan kondisi rusak berat yakni 3 km (0,38 persen) dan rusak ringan yakni 31 km (4,01 persen).
5. Provinsi Jambi
Total panjang jalan nasional di Jambi adalah 1.317 km, dengan kondisi rusak berat yakni 44 km (3,37 persen), dan rusak ringan yakni 41 km (3,18 persen).
6. Provinsi Sumatera Selatan
Total panjang jalan nasional di Sumatera Selatan adalah 1.600 km, rusak berat yakni 15 km (0,95 persen) dan rusak ringan yakni 92 km (5,8 persen).
7. Provinsi Sumatera Barat
Total panjang jalan nasional di Sumatera Barat adalah 1.449 km, dengan kondisi rusak berat yakni 27 km (1,89 persen), dan rusak ringan 82 km (5,7 persen).
8. Provinsi Lampung
Total panjang jalan nasional di Lampung adalah 1.292 km, dengan kondisi rusak berat yakni 22 km (1,73 persen), sementara rusak ringan 56 km (4,38 persen).
Kerusakan yang sama juga pernah dialami Tol Bakauheni – Terbanggi Besar pada tahun 2023 lalu. Pada saat itu terdapat 17 titik kerusakan di ruas jalan tol Sumatera Itu.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, saat masih menjabat sempat juga menemukan sejumlah kerusakan saat meninjau Tol Trans Sumatera.
Kerusakan tepatnya ia temukan di ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung di Provinsi Lampung dan sebagian ruas Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapalbetung) Sumatera Selatan.
Melihat hal itu, ia menginstruksikan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk memperbaiki kerusakan agar standar pelayanan minimal (SPM) dapat dipenuhi dan menjamin keselamatan serta kenyamanan pengguna.
“Saya minta perbaikan permanen bisa tuntas pada akhir April 2022 nanti. Saya mengingatkan kembali bahwa SPM wajib dipenuhi karena masyarakat sudah membayar tarif tol dan harus mendapatkan layanan yang baik,” kata Basuki dalam keterangan resmi.
Basuki juga meminta kepada BUJT PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Toll Road untuk cepat memperbaiki dan menutup lubang/retakan yang ada di ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung dan ruas Kayu Agung-Palembang-Betung.
Beberapa segmen jalan harus dilakukan rekondisi dan rekonstruksi, termasuk levelling oprit jembatan yang mengalami penurunan karena berada pada tanah-tanah lunak atau rawa.
Ia juga menaruh perhatian pada beton pembatas jalan tol yang retak atau turun. Saat ini, BUJT tengah menanganinya dengan perbaikan lapisan perkerasan baru dan pengecoran kembali dengan beton fast setting. Lalu, lapisan perkerasan dihampar menggunakan asphalt finisher dan dipadatkan, dan lapisan AC-WC baru dihampar dengan asphalt finisher dan dipadatkan.
Dalam tinjauannya tersebut, Basuki juga meminta kepada BUJT pengelola rest area KM 234 A untuk memperbanyak penghijauan dengan pohon berukuran besar.
Penanaman pohon di rest area selain bertujuan untuk memperindah lingkungan dan lanskap kawasan, juga bertujuan untuk membuat rest area lebih rindang dan bisa dinikmati oleh semua masyarakat.
Direktur PT Bakauheni-Terbanggi Besar Toll Road I Wayan Mandia mengakui bahwa pada 2023 terdapat 17 titik kerusakan di Jalan Tol Trans-Sumatra (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter), Lampung, tetapi sudah dalam perbaikan.
“Kerusakan itu diperkirakan akan selesai sebelum perayaan Natal dan tahun baru,” kata dia di Bandarlampung, Lampung, Sabtu (23/9/2023) seperti dikutip Republika.co.id.
Tetapi pada saat saya melintasi jalan tol ini pada 23 Oktober 2024 lalu, saya masih menemukan sejumlah titik kerusakan di jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar – Kayu Agung dan sejumlah titik lain di tol Pekanbaru dan Medan.
Pada umumnya, ruas tol yang mengalami kerusakan itu berada pada sisi kiri jalan tol dan sebagian kecil pada badan jalan tol.
Itu menandakan bahwa kerusakan jalan tol di Sumatera dominan disebabkan oleh angkutan truk berbeban berat.
Artinya. Tol Sumatera seperti mengalami nasib naas seperti jalan nasional di Sumatera yang hancur akibat beroperasinya angkutan truk berbadan berat. Arti lainnya, jalan tol Sumatera menjadi tempat pemindahan kerusakan jalan di lintas Sumatera.
Padahal Wayan menyebutkan untuk rekonstruksi akan memakai material beton jenis fast track, sehingga dalam waktu yang singkat sudah bisa dilewati oleh kendaraan.
Menurutnya, perbaikan pengerasan beton, yang diperkirakan hingga Desember 2023 untuk memenuhi standar pelayanan minimum ini, akan dilakukan di 17 titik yang memang kerusakannya harus direkonstruksi.
“Perbaikan sudah dimulai dengan harapan di November sudah selesai dengan menggunakan material beton fast track dan aspal coldmix,” ujarnya.
Dalam pengoperasian jalan tol ini, lanjutnya, pengelola akan melakukan beberapa inovasi ke depan.
“Terkait dengan pengoperasian jalan tol, kami akan melakukan beberapa inovasi khususnya terkait dengan pemenuhan standar pelayanan minimum, yang untuk di main road masih perlu melakukan perbaikan perbaikan jalan yang akan terdampak terhadap manajemen lalu lintas,” ujarnya.
Wayan juga menjelaskan inovasi yang akan dilakukan dengan menggunakan material beton fast track yang mana waktu pengerasan hanya butuh waktu tiga jam agar tidak mengganggu lalu lintas terlalu lama.
Wayan menjamin pada tahun 2024 beberapa ruas tol Sumatera dipastikan tidak akan ada lagi kerusakan. Sebab sudah diantisipasi dan diperbaiki menjelang Hari Raya Idhul Fitri lalu.
PT Hutama Karya, sebagai pengelola Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung dan Palembang – Indralaya – Prabumulih di Sumatera Selatan juga menargetkan tidak ada jalan berlubang saat arus mudik Lebaran 2024.
Perbaikan jalan disebut bakal tuntas antara H-10 dan H-7 Idul Fitri.
”Saat ini, progres (perbaikan jalan) sudah di atas 90 persen,” ujar Section Head Usaha Jasa Lainnya Ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) Yos Agustino di Palembang, Selasa (26/3/2024). Targetnya bakal rampung pada H-10 Idul Fitri.
Herwidiakto menjelaskan bahwa manajemen telah menyiagakan tim perbaikan dan tim patroli guna memperbaiki badan jalan yang rusak dan menambah rambu-rambu lalu lintas di sepanjang tol.
Tambahan rambu-rambu bertujuan untuk memberikan informasi kepada pengguna jalan agar mengurangi laju kendaraan karena ada perbaikan jalan.
Upaya pembatasan
Sebenarnya pengelola tol di Sumatera juga telah berusaha menekan arus angkutan truk berbeban berat dengan cara memulangkan arah kembali jika ketahuan mengangkut barang lebih dari kapasitas jalan tol
Selain itu, Hutama Karya juga telah memasang peralatan untuk mendeteksi volume angkutan barang dari truk truk tersebut. Selain juga memberikan pemahaman kepada sopir.
Namun faktanya jumlah kerusakan di jalan tol masih relatif tinggi. Sehingga menganggu kelancaran dan kenyaman pengendara, bahkan menjadi ancaman bagi keselamatan pengendara.
Terkait dengan tuduhan bahwa truk menjadi penyebab pemindahan kerusakan jalan tol dari jalan nasional, Ketua Kadin Sumut tidak bisa menerima sepenuhnya.
Sebab penyebab kerusakan jalan tol Sumatera bukan sepenuhnya oleh truk tapi ada faktor lain yang diketahui pihak pengelola tol.
Malahan Dida menyebut dengan melalui tol pemerintah bisa membantu para pengusaha terbebas dari banyak pengutan di jalan nasional
Selain itu, katanya, biaya tol yang diperoleh dari perusahaan angkutan bisa dimanfaatkan kembali untuk perbaikan jalan tol.
“Berbeda dengan melalui jalan nasional, semua uang yang dipungut dari sopir truk dipakai untuk kepentingan oknum. Tapi kalau di tol, semua masuk ke kas perusahaan,” papar Dida. (Bersambung)