DR YULIANDRE DARWIS, PhD
JAKARTA (Harianindonesia.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparkeraf) menargetkan 30 pengusaha UMK masuk dalam pasar digital pada tahun 2024.
Penasihat Ahli Menparkeraf Dr Yuliandre Darwis menyebutkan prospek pengusaha menengah dan kecil masuk ke pasar digital saat ini sudah sangat menggembirakan.
“Pada tahun 2021 lalu sudah sekitar 15,3 juta pengusaha UMKM Indonesia masuk ke pasar Digital. Tahun 2024 kita targetkan naik jadi 30 juta,” papar DR Yuliandre Darwis S.sos. M.mass.comm, Ph.D saat tampil sebagai salah satu Pemateri pada Indonesia Seminar Enterpreneurship yang dilaksanakan Asian Law Student Association (ALSA) National Chapter Indonesia di Jakarta, Sabtu (4/2/2023).
Selain Yuliandre Darwis S.sos. M.mass.comm, Ph.D selaku Penasehat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, seminar juga menampilkan Wesky Putra Pratama, Ekonom kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, Arga Putra Panatagama, Area Marketing Associate PT. Nutrifood Indonesia dan Puji Iman Siagian, Analis Senior Deputi Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan.
Seminar dimoderatori Fachri Arsyad, alumni ALSA Palembang dan Host Adhiqhy Putera Imansyah salah satu National Board dari ALSA Universitas Andalas Padang.
Sebelumnya Presiden ALSA Indonesia Tanisha Zhaarfa Maharani menyampaikan sambutan, sebelum dibuka secara resmi oleh Menteri Sandiaga Uno secara daring.
Menurut Andre, panggilan akrab mantan Ketua KPI Pusat ini, trend penggunaan digital dalam bisnis para UMKM sudah sangat membaik. Dilihat dari sisi penerapan financial teknologi juga relatif baik. Dalam catatan Andre ada sekitar 13 juta UMKM yang sudah menggunakan fasilitas pembayaran Qris dalam transaksi usahanya.
Yuliandre Darwis juga mengingatkan para pelaku ekonomi harus mampu menjadikan momen pasca pandemi covid 19, sebagai awal kebangkitan berusaha dengan menciptakan peluang baru dan senantiasa untuk terus berupaya melahirkan inovasi melalui kreativitas sejalan dengan kemajuan informasi dan teknologi digital.
“Pelaku usaha jangan alergi terhadap bisnis digital, justru harus dapat menyesuaikan diri, jika ingin usahanya maju dan laku. Informasi dan teknologi adalah wujud dari kemajuan dan modernisasi. Semua bisa dilakukan dari tempat tidur, dapur dan dari ruang rumah. Semua serba praktis, tidak perlu antri dan capek, bahkan bertransaksipun tidak perlu pegang uang tunai.”ujarnya
Bagi para pelaku usaha yang sebelumnya menjalankan usahanya serba manual, kata Andre, Ini momennya untuk melakukan perubahan ke era digital supaya jangan sampai ditinggalkan oleh kemajuan.
Andre menambahkan bahwa Kantor Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI memberi ruang kepada pelaku usaha terutama generasi millineal untuk selalu kreatif dan inovatif menciptakan sebuah produksi. Apakah itu dalam bentuk kawasan wisata produktif, maupun dalam produksi usaha yang kreatif.
Menparekraf Sandiaga Uno, kata Sekjen DPP PKDP Indonesia ini, senantiasa mendorong kemajuan dan kreasi baru. “Sudah seluruh Provinsi dan hampir seluruh kabupaten Kota telah dikunjungi oleh pak Menteri, yang melihat lansung dan memotivasi pelaku usaha untuk terus bergerak maju.” paparnya.
DR Yuliandre Darwis yang menampilkan judul makalah Pemanfaatan Digitalilasi Bisnis Dalam Membantu Pertumbuhan UMKM itu, menyebutkan bahwa selama pandemi covid 19 telah memberikan dampak buruk terhadap pekerja Indonesia. Ada sekitar 29.4 Juta pekerja di PHK hingga dirumahkan.
“Akan tetapi, tidak semua pelaku ekonomi yang menurun omzetnya, ada juga yang drastis meningkat misalnya sektor kesehatan, asuransi, suplemen kesehatan, bisnis retail, games, digital content dan bisnis online jasa pengiriman.” pungkas mantan Uda Sumbar ini. (*)
Awaluddin Awe