AWALUDDIN AWE
JAKARTA – Seorang Pengamat Kadin berpendapat konflik di elit Kadin Indonesia berubah jadi ajang pamer kedekatan dengan orang pemerintahan, persis seperti gaya anak anak berantem.
“Masak soal undangan pelantikan Presiden pun dijadikan berita. Seolah olah Kadin ini jadi ajang kepentingan pemerintah doank. Lupa bahwa Kadin ini adalah mitra strategis pemerintah yang memiliki kemandirian,” ujar Awaluddin Awe kepada wartawan di Jakarta, Jumat (18/10).
Awe, wartawan senior yang aktif meliput kegiatan Kadin sejak era Aburizal Bakrie menjadi Ketum Kadin melihat kompetisi dan persaingan merebut jabatan Ketua umum Kadin saat ini sudah tidak produktif lagi.
Subtansi persoalan sudah bergeser kepada tarik menarik perhatian orang pemerintahan seperti menteri dan Presiden. Padahal Kadin adalah mitra strategis pemerintah yang tanpa ditunjukan melalui media tetap saja punya hubungan kedekatan.
“Sudah gak masanya lagi Ketum Kadin menunjukan dan memajang kemesraan dengan orang pemerintah untuk sekedar mendapatkan pengakuan. Itu pandangan yang salah. Sebab sah atau tidaknya kepengurusan Kadin ditentukan oleh hasil munas,” ujar Awaluddin Awe yang kini juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Sumbar.
Dia mengingatkan orang pemerintah jangan terkesan berat sebelah dalam melihat penyelesaian kisruh di tubuh Kadin Indonesia.
“Termasuk orang dekat Presiden sekalipun jangan terlalu intervensif terhadap permasalahan Kadin Indonesia. Sebab masalah Kadin adalah menyangkut internal. Dalam bahasa orang Minang kalau bulu kusut maka paruh yang bisa merapikan kembali,” ujar Awe bertamsil.
Pemimpin Redaksi Kabarpolisi.com ini juga menyampaikan pendapat kepada pihak pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada internal Kadin menyelesaikan persoalannya
“Jika orang pemerintah terlalu intervensif terhadap salah satu Ketua umum Kadin maka dapat dipersepsikan pemerintah tidak memahami permasalahan Kadin,” kritik Awe.
Dia lebih setuju Presiden Prabowo mengambil inisiatif memanggil Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie untuk menyelesaikan perkara kecil di Kadin Indonesia ini.
“Jangan sampai perkara kecil di Kadin Indonesia ini merusak nama besar pak Prabowo yang dikenal sebagai tokoh demokrasi terbesar di dunia. Coba bayangkan beliau bisa mengatasi persoalan kontra politik menjadi hubungan damai dengan pak Jokowi,” ujar Awe.
Terakhir, Awe juga mengingatkan pihak pihak dalam konstelasi Kadin untuk bertobat memanfaatkan Kadin sebagai jalan pendekatan kepada presiden terpilih. (*)
Rizal Basri
Editor : Tata Tanur