KETUM Kadin Sumbar Ir Buchari Bachter MT Datuak Paduko Sinaro dan Stafsus dan Jubir Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief. (Foto Awe/HI)
PADANG – Kementerian Perindustrian memberikan atensi atas program perkuatan sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang akan digagas oleh Pengurus Kadin Sumbar yang baru dibawah pimpinan Ketua Umum Ir Buchari Bachter MT Datuak Paduko Sinaro.
“Saya pikir apa yang disampaikan Ketua Umum Kadin Sumbar pak Buchari Bachter ini sangat realistis. Sebab persoalan IKM di daerah memang terpaku pada masalah kapasitas produksi, pemasaran dan permodalan,” ujar Staf Khusus sekaligus juru bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief di Padang, jumat (30/9/2022).
Stafsus dan Jubir Kementerian Perindustrian Febri Hendri berkunjung ke rumah produksi milik designer Emy Arlin, istri Arlin Teguh (motivator dan konsultan SDM di Padang) di kawasan Belanti Padang, dihadiri Ketua Umum Kadin Sumbar Ir Buchari Bachter MT Datuak Paduko Sinaro dan tim.
Emy Arlin adalah salah satu designer yang memproduksi kain songket dan pakaian tradisional Minang di kota Padang. Produksi Emy sudah dikenal di berbagai kota besar di Indonesia, termasuk pasar luar negeri.
Dalam kesempatan meninjau rumah produksi Emy Arlin, Staf dan Jubir Kementerian Perindustrian sempat terlibat diskusi dengan Ketua Kadin Sumbar tentang permasalahan yang dihadapi oleh IKM Sumbar.
Febri berpendapat bahwa persoalan IKM di daerah itu adalah tidak seimbangnya antara kapasitas produksi dan permintaan. Seringkali sebuah industri IKM berkembang tetapi memiliki keterbatasan dalam hal pemenuhan kebutuhan pasar.
“Selain itu, para IKM juga memiliki kesulitan dalam mengakses bahan baku, sehingga memengaruhi skala produksinya,” ujar Febri.
Sementara itu Ketua Kadin Sumbar Buchari Buchter mengemukakan bahwa pihaknya akan berupaya mencari solusi dari permasalahan terkait IKM dengan melibatkan pihak pihak di dalam solusi itu.
Buchari menyatakan akan memberikan prioritas dalam penyelesaian dan skenario perbaikan produksi serta pemasaran produksi IKM Sumbar.
“Kami akan membangun IKM Centre di Kadin sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap para IKM Sumbar yang memfasilitasi semua kendala yang dihadapi, termasuk melakukan promosi dan bisnis maching dengan pasar, termasuk di luar negeri,” ujar Dirut Hotel Balairung Jakarta ini.
Buchari juga merespon permintaan Febri untuk menelusuri kembali rencana pembangunan kawasan industri di Padang Pariaman yang sampai hari ini tidak jelas kabar beritanya.
Febri menambahkan bahwa Kementerian Perindustrian sangat berkepentingan dengan pembangunan kawasan industri khusus IKM di Sumatera Barat. Alasannya karena disitu bisa dikumpulkan semua IKM yang memiliki prospek dan memudahkan pemerintah melakukan pembinaan.
“Domain kami ada di Kawasan Industri IKM itu. Sebab itu kami sangat berharap kepada Kadin Sumbar untuk bisa mewujudkan kembali rencana pembangunan Kawasan Industri IKM Sumbar tersebut,” ujar Stafsus dan Jubir kelahiran Solok, Sumbar ini.
Arlin Teguh menambahkan bahwa secara produk, jenis dan bentuk serta hasil yang dikeluarkan para IKM Sumbar, khususnya songket dan pakaian tradisional Minang sangat diminati di luar.
Tetapi persoalannya, ujar Arlin, kapasitas produksinya bisa ditekan naik. Terbukti, pada saat dapat pesanan sedikit lebih besaran saja, para pengusaha IKM kesulitan memenuhinya.
Masalahnya, tambah Arlin, pada umumnya produksi IKM Sumbar masih produksi rumahan, belum berkembang menjadi sebuah industri berbasis teknologi dan tenaga kerja maksimal.
“Sebab itu, saya sependapat dengan program bersama Kadin Sumbar dan Kementerian Perindustrian untuk mendukung program naik kelas IKM Sumbar, termasuk membangun kawasan industri IKM di Pariaman. Itu adalah jawaban solutif bagi para IKM Sumbar,” pungkas Arlin. (*)
Awaluddin Awe