IKM DKI Jakarta melakukan serangkaian kegiatan di mesjid Al Furqon Jakarta Barat, yakni ceramah adat, santunan anak yatim dan berbuka bersama, Senin (17/3/2023). Acara dihadiri Bupati Solok Jon Pandu, Sekper Bank Nagari Tasman dan Admin WAG Minang Maimbau Firdaus serta anggota IKM se DKI Jakarta. (Foto : Awe/HI)
JAKARTA – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ikatakan Keluarga Minang (IKM) DKI Jakarta bersepakat membangun kerjasama dengan Pemprop Sumbar dalam pengembangan pengetahun adat Minang kepada kalangan perantau di Jakarta.

Ketua DPW DKI Jakarta Braditi Moulevey sedang memberikan sambutan di depan keluarga besar IKM DKI Jakarta dan undangan dari Bank Nagari Sumbar diwakili Sekper Tasman. (Foto : Awe/HI)
Kesepahaman ini mengemuka pada saat acara buka bersama IKM Jakarta Barat dan IKM DKI Jakarta, sekaligus sosialisasi pengetahuan adat bagi para perantau oleh Tengku Irwansyah, SH,MH Dt Ketemanggungan – Pucuk Bulek Adat Alam Minangkabau – Dewan Penasihat IKM Jakarta di Mesjid Al Furqon Jakarta Barat, Senin (18/3/2025).

Ketua DPD IKM Jakarta Barat Edmon Dantes menyerahkan proposal rehab mesjid Al Furqon kepada Gubernur Sumbar dan Bank Nagari Sumbar masing masing diwakili Ari dan Tasman. (Foto : Awe/HI)
Ketua DPW IKM DKI Jakarta Braditi Moulevey dalam penjelasannya mengemukakan bahwa ceramah adat dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada warga rantau tentang masalah adat istiadat Minang secara ilmu pengetahuannya.
Sebab ada indikasi kalangan perantau, terutama yang sudah lama tinggal di Jakarta, sama sekali tidak memahami apa itu adat istiadat Minang.
Sehingga dikuatirkan kelangsungan pengetahuan adat Minang di rantau akan terkikis dan kemudian berdampak hilangnya pengetahuan adat di kalangan perantau Minang.
“Untuk menjaga sampai hilangnya pengetahuan adat itu makanya kami dari IKM mencoba menggelar ceramah adat ini, kemudian berharap nantinya akan menjadi program tetap IKM,” papar Levey.
Kepala Penghubung Pemprop Sumbar Aschari Cahyaditama dalam kesempatan sama menyambut baik upaya yang dilakukan oleh IKM DKI Jakarta.
Kegiatan sama, kata Ari, juga sudah pernah dilakukan Pemprop Sumbar di Jogjakarta dalam bentuk pembinaan Randai kepada kaula muda Minang disana.
“Ke depan sepertinya Pemprop Sumbar dan IKM DKI Jakarta bisa melakukan kegiatan bersama dalam program perkuatan pengetahuan tentang Adat Minang,” paparnya.
Ari menyatakan pihaknya bersama Pemprop Sumbar secara terus menerus melakukan kegiatan yang bersifat pelestarian nilai adat dan budaya Minang.
Sebagai ilustrasi, Ari memaparkan bahwa Pemprop Sumbar menggelar Satu Hari Minang di Mesjid Istiqlal Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Kegiatan yang berbau agama, adat dan Budaya Minang itu juga menampilkan kuliner Minang yang lamak dan terkenal, sehingga akan memberikan kepuasaan pada saat berbuka bagi kalangan perantau.
Pola Hubungan Keluarga
Penceramah Tengku Irwansyah Dt Ketamanggungan mengungkapkan permasalahan ketidakpahaman dan ketidaktahuan tentang adat Minang di kalangan perantau adalah termasuk tidak mengetahui tentang pola hubungan keluarga dalam struktur adat Minangkabau.
“Misalnya, tidak paham tentang posisi anak dan kemenakan, mamak dan bako, serta pengetahuan tentang kaum secara menyeluruh. Itu belum termasuk pengetahuan adat istiadat dan budaya orang Minang,” papar Irwansyah.
Dengan tidak pahamnya tentang pola hubungan mamak dan kemenakan, sebut Irwansyah, akan berdampak kepada kelangsungan hidup dan pendidikan pihak kemenakan ke depannya.
“Struktur hubungan Mamak dan kemenakan adalah simbol dari kehidupan orang Minang. Dimana seorang ayah di ranah Minang tidak hanya bertanggungjawab terhadap keluarga dan anaknya, tetapi juga kepada kemenakan (keponakan)nya juga,” jelas Irwansyah.
Dengan pola hubungan itu, kata Irwansyah, kehidupan keluarga Minang bersifat saling mendukung dan menjamin kelangsungan kehidupan dan pendidikan kalangan kemenakan.
Tetapi dalam deskripsi lain, tambah Irwansyah, terjadi juga mamak yang tidak memahami fungsi ekonomi, dimana kemenakan dianggap sebagai orang suruhan yang kemudian memunculkan sikap dendam kemenakan kepada mamaknya setelah tua.
“Jadi pemahaman mengenai pola hubungan keluarga Minang ini sangat penting untuk membangkitkan kembali tata cara hidup orang Minang dulu,”‘tegasnya.
Secara waktu, menurut Irwansyah orang Minang memang sudah mengalami perubahan secara kualitatif dan secara moral, dimana cara pandang dan sikap hidup orang Minang sudah mengalami perubahan drastis.
“Kita perlu melihat kepada sejarah lampau dimana peranan orang Minang dalam tatanan pemerintahan dan bernegara sangat kuat, berbanding terbalik dengan kondisi sekarang.” tegas dia lagi.
Tetapi lanjutnya pula, orang Minang perlu juga melihat kepada depan terkait peranan orang Minang dalam bernegara dan berbangsa dengan cara meningkatkan kembali kualitas sumberdayanya.
“Secara kultur orang Minang memiliki kecakapan dan keterampilan dalam banyak hal termasuk di bidang ekonomi, bahkan mampu menyaingi orang China. Dalam perfekstif lain, orang Minang berhasil membangun kehidupan berdampingan dengan etnis China secara total. Buktinya di kawasan Pecinan di Pondok Padang, semua orang China berbahasa Minang setiap hari,” psparnya.
Pusat Kegiatan IKM
Sementara itu, Ketua DPD IKM Jakarta Barat, Edmon Dantes menjelaskan kegiatan buka bersama dan ceramah adat juga diisi dengan santunan terhadap 130 anak yatim.
Ke depannya, kata Edmon, mesjid Al Furqon akan dijadikan sebagai pusat kegiatan IKM, khususnya dalam kegiatan beragama dan beradat.
Mesjid dengan kawasan seluas 1.400 M2 tersebut merupakan mesjid orang Minang yang bertempat tinggal di Jakarta Barat. Selain mesjid, juga memiliki Panti Asuhan dan Ambulance sendiri.
Bupati Solok Jon Pandu yang diundang secara khusus dalam acara tersebut mengaku bangga dengan kebersamaan orang Minang di Jakarta Barat, dan DKI Jakarta secara keseluruhan. Semoga menjadi contoh bagi orang Minang di perantauan lainnya. (*)
Awaluddin Awe