HARIANINDONESIA.ID – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) memiliki peran signifikan dalam memberdayakan masyarakat lintas kalangan, termasuk untuk orang lanjut usia, dengan potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup melalui teknologi yang inklusif dan adaptif.
Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar menanggapi tema diskusi tentang AI dalam memberdayakan masyarakat, pendidikan, dan orang lanjut usia di Jakarta, Kamis, 19 Desember 2024 malam yang diselenggarakan Kreator Era AI dan Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.
Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadirkan narasumber pegiat sosial Gunawan Trihantoro.
Satrio mengungkapkan, AI dapat membantu mendiagnosis penyakit kronis, mengelola kesehatan mental, dan menawarkan saran pengobatan berbasis data.
“Untuk orang lanjut usia, teknologi seperti perangkat AI yang dipasang di rumah dapat memantau kondisi fisik dan memberikan peringatan darurat,” ujarnya.
Dalam hal pendidikan dan pelatihan, kata Satrio, AI bisa memfasilitasi pembelajaran yang dipersonalisasi melalui platform adaptif.
“Hal itu memungkinkan akses pendidikan untuk semua kalangan, termasuk orang lanjut usia.”
Program berbasis AI, katanya, juga bisa meningkatkan literasi digital, terutama untuk kelompok masyarakat yang sebelumnya sulit mengakses teknologi.
Dalam pemberdayaan ekonomi, kata Satrio, AI membantu pelaku usaha kecil dan menengah menganalisis pasar, prediksi tren, dan strategi pemasaran berbasis data.
“Bagi kalangan yang lebih tua, AI dapat digunakan untuk mengelola usaha berbasis rumah atau membimbing mereka dalam mengelola keuangan,” kata Satrio.
Namun, juga ada beberapa tantangan yang dihadapi. “Banyak kalangan masyarakat, termasuk orang lanjut usia, yang belum memiliki akses atau keterampilan untuk memakai teknologi berbasis AI,” ungkap Satrio.
“Selain itu beberapa kalangan, terutama generasi tua, mungkin kurang percaya teknologi AI, dan lebih mengandalkan cara tradisional,” katanya.
“Kesenjangan budaya dan preferensi generasi menjadi tantangan dalam memperkenalkan inovasi baru,” tambhanya. (K) ***