Usai terpilih sebagai Ketua Iluni SKSG, Didi Haryono melakukan foto bersama dengan peserta munas di ruang Krakatau Hotel Novotel Cikini, Minggu (14/10). (Foto : kiriman/M. Kamaluddin/KPPUI 2003)
JAKARTA – Didi Haryono, yang juga Cawagub Kalbar, terpilih sebagai ketua Iluni SKSG 2024-2028 dalam Munas dan Pemilihan Raya, Minggu (14/10/2024) kemarin.
Didi adalah mantan Kapolda Kalbar alumni S3 Universitas Indonesia (UI) menyatakan akan membawa Iluni lebih baik.
Khusus tentang kontestasi Pilwagub yang diikutinya, Didi meyakini amanah sebagai ketua Iluni akan menjadi spirit memenangkan sekaligus memajukan pembangunan Kalbar, termasuk pendidikan dasar sampai universitas.
Sidang pemilihan ketua Iluni berlangsung hingga pukul 19.30 di ruang Krakatau Novotel Cikini, dihadiri lengkap 11 Prodi di Sekolah Kajian Strategik Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).
Didi menang mutlak yakni 9 suara. Dua suara lain masing-masing diperoleh Pujo Widodo (Ketahanan Nasional) dan
Alfiyan Toni (Timur Tengah dan Islam) . Sedangkan Rahmayanti Novitasari (Kajian Wilayah Amerika) beroleh 0 suara.
Dua calon lainnya yakni Marlon Kansil (PKN) dan Fajar Kurniawan (Kajian Ilmu Kepolisian) mengundurkan diri menjelang penetapan calon. Sidang berlangsung alot dan menunda pembahasan AD/ART, dipimpin Prof. Dr. Garuda Wiko.
Sebelumnya sambutan Pembukaan oleh Dr. Benny Josua Mamoto dan laporan pertanggungjawaban oleh ketua sebelumnya Dr. Audrey Tangkudung.
Ikut Pilwagub Kalbar
Didi Haryono kelahiran Sambas, 2 Maret 1962, menjabat Kapolda Jabar November 2017- Februari 2020). Kepedulian dan interaksi yang kuat dengan dunia pendidikan, termasuk UI mendorong suami Eka Rahayu ini meneruskan pendidikan S3 Kajian Strategik Global dan lulus cumlaude 24 Juni 2024.
Dalam Pilgub Kalbar alumni Akpol 1986 ini berpasangan dengan Sutarmidji, gubernur Kalbar periode sebelumnya.
Didi mengatakan akan mendorong sinergi iluni UI untuk memajukan pendidikan Kalbar. Saat ini, katanya, pemerintah Kalbar telah memacu pemberantasan putus sekolah dengan wajib belajar sampai sekolah menengah atas.
“Nah sekarang dengan tingginya angka lulusan SMA, mereka tentu membutuhkan tersedia layanan pendidikan tinggi yang bermutu. Kami akan menciptakan peluang iluni berkontribusi bagi pendidikan Kalbar,” katanya.
Didi menjelaskan bahwa tantangan pendidikan di Kalbar adalah geografis yang menyebabkan layanan pendidikan berbiaya tinggi, seperti menjangkau daerah terluar.
Mengutip Program unggulan masa gubernur Sutarmidji, di Kalbar telah ditetapkan wajib belajar sampai jenjang sekolah menengah.
“Ke depan dengan meningkatnya lulusan sekolah menengah tentu membutuhkan layanan pendidikan tinggi, kami akan ciptakan kesempatan belajar putra putri Kalbar ke universitas terbaik, ” katanya.
Kalbar memiliki 5,6 juta penduduk tersebar di 14 Kabupaten/kota. Terdapat 96 perguruan tinggi negeri dan swasta (15 diantaranya berada di kota Pontianak).
Sebanyak 563.178 murid dan 40.115 guru SD. Dan 222.930 murid dan 8.601 guru SMP
Sejumlah 132.567 siswa SMA. Terdapat belasan ribu lainnya siswa sekolah madrasah tingkat Ibtidaiyah sampai Tsanawiyah (BPS Kalbar, 2023).
Tantangan lainnya, jelas Didi, sebagai provinsi berbatasan dengan tetangga Malaysia. (*)
Relis
Awaluddin Awe