JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut sentimen pemilu di Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia terbilang minim. Saat ini kenaikan kasus covid-19 yang terjadi di AS dan Eropa jauh lebih memengaruhi kondisi perekonomian Indonesia.
Bahkan, sejumlah negara kembali menerapkan pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat kenaikan kasus covid-19. Sri Mulyani mencontohkan negara-negara yang kembali menerapkan lockdown di antaranya Inggris, Spanyol, Italia, Prancis, dan AS.
“Kenaikannya cukup tinggi yang menimbulkan kekhawatiran mengenai control ability dan kemungkinan munculnya second wave (pandemi covid-19),” kata dia, dalam video conference di Jakarta, Selasa, 27 Oktober 2020.
Ia menegaskan faktor gelombang kedua pandemi covid-19 ini justru menimbulkan kekhawatiran. Meski di sisi lain ada harapan untuk ditemukannya vaksin covid-19 sehingga menjadi dinamika dalam perkembangan global.
“Untuk sisi politik, saya rasa dari sisi pasar keuangan sudah price in dinamika yang terjadi di AS dan saya rasa itu akan terus menjadi dinamika dari keseluruhan geopolitik di dunia ini yang menjadi faktor menentukan untuk keseluruhan momentum dan sentimen positif,” jelas dia yang dikutip dari Medcom.
Sementara bagi Indonesia, ia meyakini, momentum untuk pemulihan tetap harus terus dijaga. Salah satunya adalah dengan meminimalkan risiko, serta menjaga stabilitas sistem keuangan untuk mendukung berbagai upaya pemulihan ekonomi nasional.
“Kontraksi ekonomi bisa diminimalkan, stabilitas sistem keuangan tetap kita jaga, dan pengendalian covid sesuai yang dilakukan selama ini. Indonesia bisa menjadi emerging country yang memiliki reputasi baik, sehingga kita berharap terjadinya normalisasi dari capital inflow ke emerging market. Diperkirakan terjadi di kuartal IV atau di awal tahun depan,” pungkasnya. (Redaksi)
Credit photo: Liputan6