Robi bersama kedua orang tua. Awe
PADANG PANJANG, harianindonesia.id – Tak disangka sama sekali, salah satu lulusan wisuda sarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Senin (25/3) yakni Robi Lesmana dengan biaya mengojek dan berhasil memeroleh nilai IP 3,06.
“Alhamdulillah. Dari hasil kerja keras selama empat tahun dan ditopang biaya hidup dari hasil mengojek sejak pagi hingga petang dan malam,” aku Robi Lesmana, anak dari pasangan Lilid Abdullah dan Yeni Sumiati, warga Kubu Dalam Parak Karakah, Padang kepada wartawan, usai acara wisuda, di tempat kosnya Jl. Abu Halipah no 12 Rt VIII Kelurahan Guguk Melintang depan SD komplek Komala Padang Panjang.
Putra dari tujuh bersaudara ini memang berjuang keras setiap hari mencarikan biaya hidup untuk kuliah dengan cara mengojek. Kegiatan mengojek Robi dilakukan pagi hari sebelum masuk kuliah atau sore dan malam setelah selesai kuliah.
Saat selesai belajar di SMK 4 atau SMSR lama di Piai Cangkeh Padang pada tahun 2014, Robi sudah memasang target bisa masuk ISI padang Panjang. Alhamdulillah setelah mendaftar dan diterima, Robi Lesmana masuk dalam program Bidik Misi. artinya biaya kuliah dan sewa kost dibantu melalui program Bidik Misi ISI padang Panjang.
Dengan demikian, Robi saat memulai kuliah hanya memikirkan biaya hidup dan membeli barang kebutuhan untuk kuliahnya saja lagi.
Pekerjaan mengojek ini memang harus dilakoni Robi setiap hari. Sebab kedua orang tuanya memang tidak mampu membiayai hidupnya. Sebab ayahnya hanyalah seorang pedagang ikan keliling dan harus membiayai enam orang adiknya yang masih kecil kecil.
Robi dengan status sebagai mahasiswa pengojek menjalani kuliahnya di jurusan Seni Murni di ISI padang Panjang dengan sangat tekun. Mengingat begitu dekatnya histori hidupnya sebagai mahasiswa pengojek, Robi membuat skripsinya dari kisah hidupnya sendiri yakni “Pengalaman Suka Duka menjadi Tukang Ojek dalam Karya Seni Grafis,” dan mendapai nilai IP 3,O6 satu nilai cukup tinggi untuk lulusan berstatus sosial seperti dirinya.
Lulusnya Robi sebagai sarjana di ISI padang Panjang sontak disambut haru oleh kedua orang tua dan sahabat pengojeknya. Teman teman Robi mengekspresikan kelulusan dirinya sebagai pesan bahwa tukang ojekpun bisa menjadi sarjana.
Para pengojek yang tak sempat mengucapkan selamat ke kampus pada berdatangan ke tempat kos Robi dan memberikan ucapan toast gaya pengojek.
Kehidupan pribadi Robi memang jauh dari kesan kemewahan mahasiswa. Selain mencari uang dari hasil mengojek. Robi juga tidak sungkan sungkan menambah penghasilan dari membantu memotong rumput rumah dosennya.
Robi juga tak sungkan menjadi pengembala kambing milik kakak angkatnya, anak pemilik tempat Robi kos, yang juga meminjamkan sepatu dan celana hitam untuk dipakai Robi mengikuti wisuda.
Meski sudah berusaha keras kuliah sambil ngojek Robi sempat gagal satu semester, akibatnya Robi harus melanjutkan kuliah tambahan satu semester dengan biaya direndahkan kampus dan bantuan uang Rp 1 juta dari salah satu dosennya.
Selama menjalani kehidupan sebagai mahasiswa Robi tidak lepas dari suka dan duka. Dukanya adalah biaya kosnya sering mangkrak. Tetapi oleh empunya rumah, Hajjah Asiah, Robi sering diberikan prioritas dengan syarat tidak membawa cewek ke dalam kamar.
Alhamdulillah. Sampai pada titiknya Robi si Pengojek berhasil melewati masa masa kerasnya sebagai mahasiswa ISI Padang Panjang dan kini mematok target menjadi mahasiswa S2 di Universitas Negeri Padang (UNP). atau ISI Jogja.
Kepada wartawan, Robi menolak menyebutkan darimana dia akan mendapatkan biaya kuliah S2 tersebut. Tetapi dari pancaran matanya terlihat sikap optimis dan yakin bahwa dia akan mampu masuk kuliah S2 tersebut, paling tidak di UNP padang.
Robi mengungkapkan dirinya berniat membaktikan ilmunya sambil kuliah di SMK 4 Cangkeh Padang atau kalau Allah mengijinkan jika dia lulus S2 menjadi dosen tetap di ISI padang Panjang. (awe)