Pilpres 2029 Masih Tempatkan Prabowo dan Anies Sebagai Calon Unggulan, Erick Cs Berpeluang jadi Cawapres

Oplus_131072

Presiden Prabowo Subianto bersama Arsjad Rasjid pada satu kesempatan. Nama Prabowo masih menempati rating tertinggi di bursa Pilpres 2029 mendatang. Nama Arsjad muncul sebagai salah satu tokoh nasional dengan pergerakan program ekonominya saat masih menjadi Ketua Umum Kadin Indonesia. (Foto : Awe/HI)

JAKARTA – Pemilihan Calon Presiden tahun 2029 masih menempatkan Prabowo sebagai kandidat unggulan, dengan Anies Baswedan sebagai penentang utama.

Peneliti dinamika dan Pengamat Politik Media dari Tan Malaka Institute – Pusat Kajian dan Pemikiran Tan Malaka, Awaluddin Awe menganalisis Pilpres 2029 akan melibatkan 10 tokoh politik dan pengusaha nasional.

Ke 10 tokoh tersebut adalah :

1. Prabowo Subianto
2. Anies Baswedan
3. Ganjar Pranowo
4. Puan Maharani
5. Erick Thohir
6. Agus Harimurti Yudhoyono
7. Sandiaga Uno
8. Gibran Rakabumi Raka
9. Arsyad Rasyid
10. Rosan Roslani

Tetapi daftar nama calon presiden ini bisa jadi akan bertambah lebih panjang lagi sesuai dengan dinamika politik menjelang Pilpres 2029 mendatang.

Berdasarkan ke 10 nama tersebut, papar Awaluddin Awe, nama Prabowo Subianto dan Anies Baswedan akan muncul sebagai Capres paling diperhitungkan.

“Bisa jadi Prabowo dan Anies akan terlibat head to head pada Pilpres 2029, namun secara politik peluang Prabowo masih lebih besar jadi pemenang Pilpres dibandingkan Anies Baswedan,” paparnya.

Namun, Pilpres 2029 akan berubah lebih dinamis jika PDIP kembali memajukan calonnya. Saat itu, diskusi tentang pencalonan Capres PDIP masih seputar nama lama yakni Ganjar Pranowo, Puan Maharani, ditambah profil baru Arsjad Rasjid sebagai calon wakil presiden.

Nama Pramono Anung juga berpeluang masuk menjadi Calon Presiden dari PDIP. Sejak memenangkan Pilgub DKI Jakarta, mas Pram, demikian mantan Sekjen DPP PDIP ini dipanggil, disebut mewarisi jalan mulus ke Istana.

Namun pembahasan nama Pramono Anung belum masuk agenda politik PDIP. Sebab posisi Pramono masih efektif menjadi komunikator PDIP dengan pemerintah.

Menikam Jejak Pilpres 2024

Sementara itu, sejumlah nama muda dari kalangan dunia usaha dan jalur politik masih bertengger sebagai the top five calon Presiden dan Calon Wakil Presiden versi Tan Malaka Institute.

Sejumlah nama tersebut adalah Erick Thohir, Agus Harimurti Yudhoyono, Sandiaga Uno, Gibran Rakabumi Raka, Arsyad Rasyid dan Rosan Perkasa Roeslani.

Pemunculan sejumlah nama ini didasarkan atas kapasitas politik dan konstribusi peristiwa nasional dari nama calon tersebut yang membentuk simpati publik.

“Dalam kaitan ini nama Arsjad Rasjid menjadi sangat dominan dalam kasus take over kepemimpinan di Kadin Indonesia, dimana Arsjad dianggap lebih mementingkan stabilitas perekonomian dibandingkan kepentingan pribadinya. Ini membawa efek positif terhadap pemunculan Arsjad sebagai tokoh politik nasional, ditambah rekam jejaknya sebagai Ketua TPN Ganjar Mahfud,” ujar Awaluddin Awe.

SIMAK JUGA :  KADIN Daerah Dukung Arsjad Tuntaskan Kisruh Kadin Lewat Munas IX

Nama Puan Maharani menjadi strategis sebagai dinamisator perpilitikan nasional, terkait sikap politik PDIP yang masih loyal di luar pemerintahan.

Berbagai peristiwa yang menimpa hubungan Prabowo dan Megawati, termasuk penahanan Sekjen PDIP berhasil ditanggapi secara cerdas oleh Puan Maharani sebagai Ketua DPRRI.

Hampir semua pernyataan Puan sebagai kader PDIP berhasil meredam panasnya hubungan politik Prabowo dan Mega, termasuk pada saat Sekjen PDIP ditahan.

Dengan posisi seperti ini Puan Maharani dianggap sebagai antitesa sikap PDIP terhadap pemerintah. Puan menjadi warna politik baru di tengah posisi PDIP mendapat tekanan keras di akhir masa jabatan Presiden Jokowi dan diawal pemerintahan Prabowo Subianto.

Ganjar Pranowo sampai saat ini masih menempati posisi sebagai benteng PDIP yang masih belum bisa disentuh. Sikap politik yang anteng tapi tegas membuat posisi Ganjar menjadi masih penting dalam pencapresan 2029, meskipun banyak yang tidak puas terhadap kinerjanya di Pilpres 2024 lalu.

Ganjar Pranowo masih menjadi bumper PDIP terhadap sikap politik Jokowi dan pendukungnya pasca terpilihnya Gibran sebagai Wakil Presiden. Nama Ganjar masih dihitung oleh pihak eksternal yang akan membuat skenario baru terhadap PDIP.

Dari barisan nama itu, Erick Thohir, AHY, Rosan dan Sandiaga Uno masih menempati posisi sebagai penjaga waris alih kekuasaan dari kelompok tua ke kelompok pemimpin tengah.

Sempat terbangun koalisi di luar partai politik sebelum Pilpres 2024, bahwa pemerintahan nasional disepakati dikelola oleh kelompok dunia usaha sebagai Wakil presiden.

Sebab, kelompok dunia usaha dianggap cakap menghadapi tekanan global dan sentimen ekonomi bisnis dunia. Dalam posisi ini, sebenarnya nama Erick sudah hampir gol sebagai Cawapres.

Tetapi gempa di Mahkamah Konstitusi (MK) membuat skenario ini berantakan. Dampak perubahan politik serba cepat itu, terlihat pada goyangan krisis di era pemerintahan Prabowo, dimana pasar seperti linglung dan kelimpungan meskipun kemudian berhasil ditenangkan kembali.

Daftar 10 Calon presiden dan Wakil presiden pada Pilpres 2029 juga menjadi agenda konvensi dari satu partai baru, yang saat ini sedang mempersiapkan kepengurusan nasional dan daerah. (*)

Awaluddin Awe
awal.batam@gmail.com