Jakarta, – Peneliti Utama Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho menyoroti komunikasi politik dari Ketua DPR, Puan Maharani yang dianggap arogan.
Sebelumnya, Puan Maharani diduga menyinggung salah satu gubernur yang tidak memberikan sambutan kepada dirinya ketika kunjungan ke daerah.
Menurut Catur, ucapan itu cukup bisa menganggu pandangan publik kepada Puan Maharani sebagai Ketua DPR.
“Saya pikir komunikasi politik yang disampaikan Puan sebagai Ketua DPR menunjukkan ‘arogansi’ seorang tokoh publik,” ujar Catur, Sabtu (12/2).
Catur menjelaskan sebagai Ketua DPR, Puan Maharani seharusnya menyapa masyarakat dengan baik sebagaimana layaknya pengurus partai.
Namun, dia menganggap ucapan Puan Maharani bukan layaknya Ketua DPR, melainkan seorang presiden.
“Alih-alih menyapa masyarakat sebagai konstituen Partai, beliau (Puan) malah minta disambut pejabat di daerah, seolah dia Presiden,” jelasnya.
Selain itu, Catur menyinggung terkait ucapan itu layaknya konsep kekuasaan Jawa, yang mana menegaskan sifat yang ingin ditunjukkan Puan Maharani.
Menurut dia, Puan Maharani ingin menegaskan dirinya ialah seorang yang sombong jika menjadi pemimpin.
“Apa yang dikomunikasikan Puan ini seolah menegaskan sikap ‘adigang, adigung, adiguna’, artinya mengandalkan, menyombongkan, membanggakan kebesaran dan kekuatannya,” tuturnya. (*)
Source : GenPI.co
Editor : Abil Muhari