Wamen PU Ir Diana Kusumastuti saat kunjungan kerja ke IKN (FOTO : Kredit IG Wamen PU)
JAKARTA – Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Ir Diana Kusumastuti menyatakan bahwa pemotongan anggaran Kementerian PU tidak berpengaruh terhadap kelangsungan pembangunan Tol Trans Sumatera.
Tol Padang Sicincin (foto : Awe/HI)
“Untuk Tol di Sumatera yang sekarang on going tidak ada anggaran konstruksinya yang dari APBN Kementerian PU. Sumber dana dengan KPBU,” ujar Diana kepada Harianindonesia melalui jaringan pribadinya, Ahad (2/2/2025).
Diana menanggapi pemotongan anggaran Kementerian PU terhadap kelangsungan pembangunan jalan tol di Sumatera.
Sebagai mana dirilis Harian Kompos, Kementerian PU akan memangkas alokasi anggaran tahun 2025 sebesar 80 persen dari total anggaran Rp 110,95 triliun.
Pemangkasan ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 dan Surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025 yang memerintahkan anggaran belanja kementerian dan lembaga (K/L) tahun ini dihemat sebanyak Rp 256,10 triliun.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti mengatakan, pihaknya akan memangkas anggaran tahun ini sebesar 80 persen atau sekitar Rp 81 triliun. Itu artinya, sisa anggaran Kementerian PU tahun ini sekitar Rp 29,95 triliun.
Efisensi anggaran PU) 80 persen sekitar Rp 81 triliun,” ujarnya saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Meski demikian, berdasarkan hitungan Kompas.com, jika pemangkasan anggaran sebesar 80 persen maka nilainya sekitar Rp 88,76 triliun.
Dengan hitungan itu berarti anggaran untuk 2025 yang bisa digunakan Kementerian PU tersisa Rp 22,19 triliun.
Diana menyebut, anggaran yang terkena efisiensi meliputi seluruh pos anggaran belanja. Bahkan anggaran Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) juga akan terkena pemangkasan.
Hanya belanja untuk pegawai yang tidak akan dipangkas karena besaran gaji pegawai yang harus dibayar kementerian tetap sama.
“(Anggaran belanja) pegawai enggak. Kalau yang lainnya operasional ini 50 persen, infrastruktur tinggal yaa 24 persen,” ungkapnya.
Diana juga menyebutkan secara terpisah kepada Harianindonesia.id bahwa pemangkasan anggaran PU sama sekali tidak berpengaruh terhadap kelangsungan pembangunan jalan tol trans Sumatera.
Alasan Diana, karena pembangunan jalan tol trans Sumatera menggunakan skema KPBU.
“Jadi tol trans Sumatera sama sekali tidak terpengaruh oleh pemotongan anggaran Kementerian PU. Sebab sumber dananya berasal dari KPBU,” ujar Diana.
Pembangunan jalan tol trans Sumatera oleh PT Hutama Karya sampai saat ini sudah mencapai panjang 1.042 Km.
Panjang jalan tol trans Sumatera ini bertambah menjadi 1.042 Km setelah Hutama Karya berhasil memfungsionalkan empat ruas Tol Trans Sumatera baru sepanjang 89,1 Km.
Ke empat ruas yang difungsionalkan tersebut meliputi Jalan Tol Sigli Banda Aceh Seksi 1 Padang Tiji-Seulimeum sepanjang 23,9 Km, Jalan Tol Binjai-Langsa Seksi 3 Tanjung Pura-Pangkalan Brandan sepanjang 19,1 Km.
Kemudian Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sebagian Seksi 2 Kuala Tanjung-Indrapura sepanjang 10,1 Km (Dikelola oleh Anak Usaha Hutama Karya), dan Jalan Tol Pekanbaru-Padang Seksi 1 Padang-Sicincin sepanjang 36 Km.
Pengoperasionalan ke empat ruas tol baru tersebut sudah dilaksanakan pada saat lebaran Natal dan Tahun baru kemarin.
Pengoperasional ke empat ruas jalan tol trans Sumatera ini berhasil direalisasikan dalam masa 100 hari Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“PT Hutama Karya (Persero) memastikan beberapa ruas Tol Trans Sumatera akan rampung dan bisa dibuka untuk umum dalam waktu dekat ini,” ujar Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim kepada wartawan, Sabtu (1/2/2025) sebagai ditulis Kompas.
Menurut Adjib, selama 100 hari kerja Presiden Prabowo – Gibran, Hutama Karya berhasil memfungsionalkan sejumlah ruas Tol Trans Sumatera sepanjang 89,1 Km.
“Difungsionalkannya ruas ini selama periode strategis, seperti Nataru, menunjukkan komitmen Perusahaan dalam mendukung konektivitas dan efisiensi transportasi. Kami memastikan penyelesaian masing-masing ruas tetap difokuskan rampung pada awal tahun 2025 ini,” ungkap Adjib.
Selama periode fungsional, ruas tol ini melayani total ratusan ribu kendaraan baik kendaraan logistic maupun pelancong setiap harinya.
Kelancaran arus lalu lintas selama Nataru membuktikan pentingnya keberadaan infrastruktur ini, terutama bagi masyarakat Sumatra.
Trafik pengguna Tol Trans Sumatera pada ruas fungsional mencapai 5,25% atau setara dengan 115.583 kendaraan dari akumulasi 2,2 juta kendaraan yang melintas.
Adapun antusiasme tertinggi ditunjukkan oleh masyarakat di Padang, mengingat Jalan Tol Padang – Sicincin menjadi yang pertama di wilayah tersebut. (*)
Awaluddin Awe
Dari berbagai sumber