JAKARTA – Presiden ke lima Indonesia yang juga Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, memberikan arahan kepada para calon kepala daerah PDIP dalam Sekolah Partai Angkatan II. Megawati meminta para calon kandidat itu melandaskan perjuangan politiknya pada Pancasila.
“Masalah Pancasila itulah tempat kita berpijak untuk politik. Kita ini partai nasionalis. Semua inspirasinya datang dari proklamator kita yang orang boleh saja enggak senang, malah Bung Karno pernah sementara waktu dibilang komunis, saya anaknya dibilang komunis, saya kalem aja. Lho aneh enggak,” ujar Megawati saat paparan secara virtual, Rabu (26/8).
Tak hanya Megawati, Presiden Jokowi yang juga kader PDIP dan kini menjabat presiden dua periode, juga beberapa kali dituding PKI oleh lawan politik.
“Orang yang enggak senang selalu bilang saya PKI, Pak Jokowi itu PKI. Nalarnya itu ke mana?”
Padahal, Mega menyebut masalah ideologi sudah selesai dengan beberapa kali dia duduk di jabatan publik, hingga menjadi Presiden Indonesia ke-5.
“Saya ini dijadikan anggota DPR 3 kali, berarti 15 tahun, dipotong 2 tahun karena saya jadi wapres. Saya pertama kali jadi itu zaman Pak Harto, jadi saya kena screening tentara. Kenapa saya bisa lewat.
“Jadi entengnya yang screening saya itu dong yang PKI, kalau saya PKI. Karena dia yang meloloskan, bukan saya minta,” imbuhnya.
Tak hanya pernah jadi anggota DPR, wapres, dan presiden, Megawati seperti halnya Jokowi, juga punya tanda jasa tertinggi yang tak mungkin diragukan nasionalismenya.
“Ada satu bintang yang sering dipakai Pak Jokowi. Itu satu bintang tingginya menyatukan bintang-bintang yang banyak itu. Saya punya, tapi saya enggak mau pakai. Alah orang tahu saya ini presiden ke-5,” tuturnya.
“Mulut Anda adalah pikiran Anda,” tutupnya. (Naff)