Mantan Ketum Kadin Rosan P Roslani Dibalik Munaslub Kadin Indonesia

  • Bagikan

ROSAN P ROSLANI

JAKARTA – Nama mantan Ketua Umum Kadin Indonesia Roslan P Roslani berada dibalik pemakzulan Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia lewat usulan Munaslub yang disampaikan minoritas Ketua Kadin Propinsi dan 30an Anggota Luar Biasa (ALB) di Menara Kadin, Jumat (13/9/2024).

Nama Rosan mencuat setelah Harianindonesia.id menulis keterlibatan Rosan dalam skandal munaslub Kadin Indonesia yang akan mengangkat Anindya Bakrie sebagai calon Ketua Umum yang baru.

Keterlibatan Rosan sudah diketahui sejak adanya pertemuan antara Anindya Bakrie dengan sejumlah Ketum Kadin Propinsi di Hotel Dharmawangsa, lima bulan lalu.

Saat itu, salah satu Waketum Kadin Indonesia Jayabaya mendeklerasikan Anindya Bakrie sebagai calon ketua umum Kadin Indonesia menggantikan Arsjad Rasjid.

“Pada waktu itu Rosan menyebut di depan para Ketua Kadin Propinsi, Anin jangan lama lama tidak menjadi Ketum Kadin Infonesia. Harus cepat,” ujar Waketum Kominfo Kadin Sumbar Awaluddin Awe yang hadir mewakili Ketum Kadin Sumbar, menirukan ucapan Rosan dalam pertemuan tersebut.

Sejak itu, pertemuan antara Anin dengan sejumlah Ketum Kadin Indonesia intensif dilakukan berpindah pindah dari satu hotel ke hotel lainnya di Jakarta.

Satu isu sensitif yang terus dikobarkan dalam pertemuan itu adalah menyangkut hubungan tidak harmonis antara pemerintah dengan Kadin Indonesia karena Arsjad Rasjid pernah jadi Ketua TPN Ganjar Mahfud.

Tentang hal ini, Waketum bidang organisasi Kadin Indonesia Eka Sastra menyatakan bahwa posisi Arsjad di TPN adalah bersifat pribadi. Sebelum menjabat Ketua TPN Ganjar Mahfud Arsjad Rasjid sudah mengajukan cuti dan menunjuk Yukki N Hanafi sebagai Pelaksana tugas harian Ketum Kadin Indonesia.

“Soal mas Arsjad menjadi Ketua TPN sudah disampaikan pada dua pertemuan dengan Ketum Kadin Propinsi dan dihadiri Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia Anindya Bakrie,” jelas Eka Sastra.

Sejak menjabat Ketua TPN Arsjad sama sekali tidak pernah muncul dalam agenda Kadin Indonesia. kecuali pada saat Rapimnas Kadin Indonesia di Hotel Pulman. Itu pun karena disebut sebut namanya akan diganti dari Ketum Kadin Indonesia.

Kebalikan yang terjadi adalah hampir seluruh ketum kadin propinsi yang meneken usulan munaslub berada di kubu paslon pilpres yang berlawanan dengan paslon pilpres Arsjad Rasjid.

“Itu pun tidak digubris oleh mas Arsjad. Sebab dia tidak mau mengintervensi para ketum kadin propinsi. Sekarang kok masalah jabatan mas Arsjad di TPN Ganjar Mahfud dipersoalkan dan digoreng jadi isu munaslub?,” tanya Awaluddin Awe.

Terkait Bisnis Bakrie

Keterlibatan Rosan dalam munaslub Kadin Indonesia selain membuktikan ada hubungan bisnis antara Rosan dan Anin juga menunjukkan persaingan Arsjad dan Anin yang tidak selesai sejak Munas Kadin ke VIII di Kendari hingga sekarang.

Munas Kadin memang berhasil menunjuk Direktur Utama PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, periode 2021 – 2026, menggantikan Rosan Perkasa Roeslani.

“Saya mohon doa restu dan dukungan untuk supaya dapat ditetapkan sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia, periode 2021-2026,” kata Arsjad pada Sidang Pleno di Musyawarah Nasional (Munas) VIII Kadin Indonesia di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis, 1 Juli 2021.

Dan bahkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Rosan P Roeslani, saat itu, sempat memuji Anindya Bakrie yang bersedia menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin.

Kesepakatan antara kedua calon ketua umum Kadin Indonesia saat itu adalah Anindya Bakrie menjadi Ketua Dewan Pertimbangan, sementara Arsjad Rasjid menjadi Ketua Umum. Kesepakatan diraih jelang Munas Kadin di Kendari 30 Juni dan 1 Juli 2021.

“Saya dalam kesempatan ini sangat sangat sangat mengapresiasi bapak Anindya Bakrie, yang telah beliau 15 tahun sebagai waketum dan sangat memahami dinamika ini sehingga beliau majunya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan,” kata Rosan, usai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Senin 28 Juli 2021.

Kesepakatan tertulis ini, disampaikan ke Presiden Jokowi. Selanjutnya, kesepakatan ini juga akan dibawa ke dalam Munas Kadin di Kendari, untuk disepakati bersama-sama. Presiden Jokowi, kata Rosan, memuji langkah Kadin di tengah persaingan ini.

“Bapak presiden sangat mengapresiasi, bahwa dunia usaha ini selalu mencari solusi yang terbaik. Tidak saling mau menang sendiri,” katanya.

Munas Kadin akan digelar hanya dua hari. Presiden Jokowi dijadwalkan hadir, tetapi dengan jumlah peserta yang terbatas sekitar 100 orang dan berada di luar ruangan.

SIMAK JUGA :  Kadin Indonesia Dikudeta, Elit dan Sejumlah Kadin Propinsi Desak Gelar Munaslub

Pelaksanannya, kata Rosan, yakni pada 30 Juni sore hari akan dilakukan pembukaan. Lalu dilanjutkan pada tanggal 1 Juli, dan sekaligus penutupan.

Ditendang Jelang Jokowi Berakhir

Ternyata kesepakatan di Kendari belum berakhir. Rosan yang berhasil menghantar kemenangan Presiden Prabowo Subianto mulai merancang aksi untuk menggusur Arsjad Rasjid.

Aksi ini dinilai sebagai bentuk perhatian Rosan terhadap Anin yang telah memperkerjakan dirinya sebagai Komisaris perusahaan tambang Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk atau BUMI, meski kemudian Rosan Perkasa Roeslani mundur dari jabatan. Hal tersebut dilakukan usai Presiden Joko Widodo menunjuknya menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS).

Direktur & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, pengunduran diri Rosan dari jabatannya sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen berlaku sejak Selasa (24/8). Pernyataan tersebut disampaikan Dileep melalui keterbukaan informasi kepada investor, Rabu (25/8).

Sebagai proses lebih lanjut atas pengunduran diri Komisaris Perseroan, kami akan melaksanakan proses sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata Dileep.

Jabatan Rosan di Bumi Resources baru seumur jagung. Pasalnya, Rosan baru diangkat sebagai Komisaris Utama pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 16 September 2020 lalu, alias belum genap satu tahun.

Tetapi Rosan juga menduduki jabatan sebagai Presiden Komisaris di perusahaan Grup Bakrie lainnya, yakni PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Meski begitu, hingga berita ini ditulis, belum ada pengumuman resmi dari VIVA terkait jabatan Rosan.

Rosan merupakan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) periode 2015-2020. Dilansir dari laman resmi Kadin, Rosan merupakan pendiri Recapital Advisor, perusahaan di bidang jasa keuangan. Rosan merintis karir bisnis seusai menuntaskan kuliah S2 di Eropa dengan meraih gelar MBA.

Intuisi bisnisnya langsung diuji krisis 1997-1998. Bersama dua rekannya, Rosan mampu membaca peluang di tengah guncangan ekonomi global, terutama berkat keahlian dan keandalannya dalam menganalisa dan mengembangan investasi dan diversifikasi portofolio maupun dalam menginisiasi proses merger dan akuisisi.

Program restrukturisasi atas sejumlah perusahaan besar Tanah Air perlahan-lahan menguatkan pondasi bisni Rosan bersama Recapital. Hingga akhirnya, pengusaha yang aktif dalam organisasi pengusaha (HIPMI & KADIN) ini bisa memiliki portofolio dan posisi dalam sejumlah perusahaan ternama lainnya. Dia juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

Melansir RTI, pada perdagangan Rabu (25/8) saham BUMI ditutup menguat alias naik 1,89% di level Rp 54 per saham. Di sisi lain, saham VIVA ditutup stagnan atau diam di tempat pada level Rp 54 per saham.

Sayangnya upaya Rosan mengganti Arsjad Rasjid ditengah jalan dilakukan secara ilegal karena tidak memenuhi ketentuan organisasi.

Jika Arsjad Rasjid memang maju atas dorongan Presiden Jokowi tetapi proses akhirnya tetap dilakukan secara organisasi dan sesuai dengan mekanisme yang ada di Kadin.

“Tetapi usulan munaslub ini mirip kudeta karena tidak memenuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kadin. Sebab itu bagi kami munaslub itu tidak ada,” ujar Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Kadin Indonesia Eka Sastra dalam satu keterangan kepada media, Jumat (13/9/2024).

Dari sini kemudian, munculah aksi penolakan dari Ketua Kadin Propinsi dari berbagai propinsi. Mereka tidak sepakat organisasi Kadin diobok obok hanya untuk memuaskan ambisi satu orang.

Sikap itu disampaikan Ketua Kadin Jawa Barat, Papua, Papua Barat Daya, Maluku Utara, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, serta Papua Barat.

Bahkan sejumlah Ketua Kadin Propinsi lain akan datang ke Jakarta untuk memberikan dukungan kepada Arsjad Rasjid dan akan tetap bersama Arsjad Rasjid sampai masa kepemimpinannya berakhir pada 2026.

Jika itu terjadi maka Kadin Indonesia akan terbelah menjadi dua dan seorang Rosan telah memberikan kontribusi negatif terhadap perkembangan Kadin dengan atas dan dalih dendam di masa lalu, hanya karena Anindya tidak bisa menjadi Ketua Umum Kadin Indonesia oleh interes dari Presiden Jokowi. (*)

Ditulis dari berbagai sumber
Oleh : Rizal Basri
Editor : Tata Tanur

  • Bagikan