MA – Audy Teladan Pasangan Cagub Wagub, Keliru Jika PKS dan PPP tidak Usung Lagi

  • Bagikan

*H NOFRIZON SSos.MM*

JAKARTA – Anggota DPRD Sumbar terpilih dari PPP H Nofrizon, SS berpendapat bahwa pasangan Mahyeldi dan Audy adalah teladan pasangan pemerintahan Propinsi di Indonesia, yang merugi jika tidak diusung kembali oleh PKS dan PPP di Pilgub Sumbar mendatang.

Pendapat ini dikemukakan Nofrizon terkait pencalonan kembali Audy Joinaldy sebagai Cawagub Mahyeldi pada Pilgub Sumbar 2024-2029.

Dalam pemberitaan terjadi friksi antara keterangan Rahmat Saleh, Sekretaris DPW PKS Sumbar dan Audy Joinaldy sebagai Calon Wakil Gubernur Mahyeldi.

Pada pemberitaan pertama di Harianindonesia.id, Audy menjelaskan bahwa dirinya dipastikan akan maju kembali bersama Mahyeldi di Pilgub Sumbar.

Pernyataan Audy ini juga diperkuat oleh Ketua DPW PPP Sumbar Haji Hariadi BE yang mengemukakan bahwa PPP dan PKS telah membahas secara akomodatif terkait penggabungan kembali Mahyeldi dan Audy di Pilgub Sumbar 2024-2029.

Tetapi Sekretaris DPW PKS Sumbar Rahmat Saleh memberikan keterangan berbeda soal Cawagub Mahyeldi.

Menurut dia, PKS tidak hanya berkomunikasi dengan Audy soal jabatan Cawagub Mahyeldi tetapi juga berkomunikasi dengan Vasco dari Partai Gerindra dan Sutan Riska dari PDIP.

Rahmat Saleh juga menegaskan bahwa sampai saat ini DPP PKS belum ada memutuskan siapa Cawagub yang akan mendampingi Mahyeldi di Pilgub Sumbar mendatang.

“Satu satunya keputusan yang sudah dikeluarkan DPP PKS terkait Pilgub Sumbar adalah SK penetapan Buya Mahyeldi sebagai Cagub Sumbar,” tutur Rahmat Saleh, Ahad kemarin.

Dalam kaitan ini, kata Nofrizon, setiap partai politik secara informal memang biasa melakukan komunikasi dengan partai mana pun juga.

Tetapi biasanya, setiap partai tersebut memiliki flatform dan sikapnya sendiri tentang sesuatu hal yang dikomunikasikan.

“Jadi sangat tidak tabu, jika PKS melakukan banyak komunikasi dengan partai lain pada Pilgub Sumbar ini. Tetapi saya sangat yakin, PKS sudah memiliki pilihan sebelum melakukan komunikasi dengan partai mana pun,” ujar mantan anggota DPRD Sumbar asal Partai Demokrat ini melalui saluran telepon genggamnya dari Singapura.

Sebab itu pula, Nofirizon menilai terjadinya friksi antara Rahmat Saleh dan PKS terhadap pencalonan kembali Audy sebagai Cawagub Mahyeldi adalah sesuatu yang lumrah dan biasa dalam proses politik Pilkada.

Sebagai bagian dari proses demokrasi dan pergaulan antarpartai, kata Nofrizon, wajar saja PKS membuka komunikasi dengan partai lain soal posisi Cawagubnya Mahyeldi.

Tetapi Nofrizon yakin PKS dan PPP akan tunduk dengan permintaan Mahyeldi untuk mencalonkan kembali Audy sebagai Cawagubnya di Pilgub Sumbar mendatang.

Alasan Nofrizon adalah karena antara Mahyeldi dan Audy sudah tercipta satu hubungan pribadi yang saling melengkapi dan saling menghormati.

Di mata Nofrizon, pasangan Mahyeldl dan Audy adalah teladan bagi pasangan Gubernur dan Wagub dari propinsi lain di Indonesia, karena tidak pernah satu kali pun terjadi masalah antara keduanya selama empat tahun terakhir.

“Pak Mahyeldi dan Audy berhasil memainkan peran masing masing tampa terjadinya senggolan yang berakhir secara dramatis politis seperti terjadi di propinsi lain,” ujarnya.

SIMAK JUGA :  Wow ! Raja Thailand Terima Warisan Rp 422 Triliun

Dengan realita seperti, ujar anggota DPRD Sumbar tiga periode ini, PKS dan PPP akan merasa rugi jika tidak mencalonkan keduanya di periode kedua nanti.

Malah sebaliknya, timpal Nofrizon, PKS dan PPP akan lebih memilih Audy dibandingkan Vasco dan Sutan sebagai Cawagubnya Mahyeldi.

Alasan Nofrizon, akan sulit mendapatkan harmonisasi pasangan yang sama antara Mahyeldi dengan Vasco dan Sutan Riska, jika dibandingkan dengan Mahyeldi dan Audy.

Selain dipengaruhi oleh sikap pribadi Audy terhadap Mahyeldi, keduanya juga memiliki visi yang sama dalam masalah pembangunan di Sumbar.

“Dapat saya katakan pak Audy itu tidak punya style politik dalam bertugas, sehingga dia tidak bisa diadu dengan pak Mahyeldi. Pak Audy itu tipe orang pekerja dan tidak mau dibentur benturkan dengan pak Mahyeldi,” paparnya lagi.

Lumrah Menjelang Pilgub

Menanggapi penilaian berbagai kalangan terhadap kinerja Mahyeldi dan Audy yang berkonotasi negatif, Nofrizon mengemukakan bahwa penilaian itu wajar saja muncul, pada saat Pilgub akan dimulai lagi.

Kasus yang sama tidak hanya terjadi pada Mahyeldi dan Audy. Tetapi sebut Nofrizon merata dialami pasangan calon gubernur, bupati dan walikota menjelang masa berakhirnya tugas mereka.

Bahkan, timpal politisi PPP Sbar ini, seorang Presiden pendiri bangsa seperti Soekarno pun di akhir masa jabatannya diserang secara politik oleh lawannya. Demikian juga presiden berikutnya, termasuk Jokowi sendiri pun dihajar dan di bully menjelang masa jabatannya berakhir.

Malah, lanjut Nofrizon pula, seorang Nabi Muhammad pun yang telah membawa ajaran Islam kepada umat se dunia juga tidak luput dari serangan fitnah dari lawan politiknya.

“Coba tunjukkan kepada saya. Mana pasangan calon gubernur atau wakil gubernur yang tidak di bully orang menjelang Pilgub. Itu hal yang wajar saja terjadi. Termasuk bagi Mahyeldi dan Audy,” tukas Nofrizon pula.

Namun dia yakin, Mahyeldi akan keukeuh mempertahankan Audy sebagai Cawagub karena Mahyeldi lebih merasa nyaman di dampingi Audy.

Begitu juga sebaliknya, Audy sendiri juga tidak akan maju di Pilgub Sumbar jika tidak diminta oleh Mahyeldi menjadi Cawagubnya.

“Artinya, dari sikap itu. Insya Allah keduanya bakal maju kembali di Polgub Sumbar 2024-2029,” ujar Nofrizon lagi.

Menanggapi pertanyaan tentang pelaksanaan Program Unggulan Mahyeldi dan Audy di periode pertama, Nofrizon menilai sudah berjalan sesuai dengan agenda.

Namun bahwa di tengah jalan ada perubahan dan tidak tercapai seratus persen, kata Nofrizon, itu hal yang biasa juga. Sebab tidak semua juga program unggulan paslon pemenang Pilkada dapat dijalankan 100 persen.

“Sebagai bukti bahwa program unggulan Mahyeldi dan Audy telah berjalan sesuai agenda adalah tidak adanya tegoran dari Kemendagri,” papar Nofrizon serius. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan