Xi jinping. ©Project Syndicate
JAKARTA – Pemerintah China yang dipimpin Presiden Xi Jiping turun tangan dalam krisis yang terjadi di Myanmar. The Irrawady melaporkan Kedutaan Besar China telah berbicara dengan wakil pemerintahan sipil yang digulingkan junta militer.
Wakil China di Yangon menghubungi anggota komite Parlemen Persatuan Myanmar (CRPH) minggu lalu melalui telepon. CRPH diidentikkan dengan pemerintahan tandingan lawan junta karena berisi politisi parlemen Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi.
Kedua belah pihak membahas kekacauan yang melanda Myanmar sejak pengambilalihan oleh militer. CRPH menuntut China untuk mendukung upaya mereka dan menjatuhkan sanksi ke pemimpin kudeta.
CRPH juga meminta China memulihkan pemerintahan sipil. China sendiri disebut terus mengulangi bahwa apa yang terjadi di Negeri Burma bukan yang diinginkan Tirai Bambu.
“Selama panggilan telepon … Duta Besar menyatakan keprihatinan atas keselamatan warga negara China dan investasi di Myanmar di tengah meningkatnya kekerasan,” tulis media lokal tersebut.
Komunikasi ini terjalin setelah CRPH mengirimkan tiga surat ke Beijing. Pekan lalu, AS meminta China untuk berperan lebih banyak dalam krisis Myanmar mengingat pengaruhnya yang kuat di negara itu.
Tak ada komentar resmi dari China soal komunikasi dengan kelompok anti-junta itu. Namun staf Kedutaan Besar China memang mengaku menginginkan pembicaraan terjalin.
Pada Maret, sebanyak 32 pabrik yang terkait dengan China di Yangon menjadi sasaran amuk massa anti kudeta di Myanmar. China dianggap mendukung junta militer Myanmar.
Aktivis pro-demokrasi di Myanmar telah menyerukan penentangan terhadap semua proyek China di Myanmar. Beberapa bahkan menyerukan agar pipa minyak dan gas kembar China di negara itu diledakkan sebagai tanggapan atas sikap Beijing di PBB seperti dilansir CNBC Indonesia (Devara)