Kubu Pro Anin Harusnya Hargai Solusi Bahlil, Awaluddin Awe : Itu Artinya Melegalkan Kadin Anin

  • Bagikan

FOTO Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie (foto : kredit IG Anindya Bakrie)

JAKARTA – Solusi yang diambil oleh Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie dari pertemuan yang diprakarsai Bahlil Lahadia atau Solusi Bahil adalah cara cerdas untuk melegalkan kepemimpinan Anin di Kadin.

“Saya kira itu jalan tengah dan bentuk keberpihakan Arsjad Rasjid terhadap keputusan Anin menjadi Ketua Umum Kadin Indonesia. Masa mas Anin tidak bisa melihat dan menangkap pesan bagus itu?,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Sumbar Awaluddin Awe di Jakarta, Ahad (28/9/2024).

WKU Kominfo Kadin Sumbar ini dimintakan tanggapannya atas kesepakatan solusi untuk penyelesaian dengan cepat dualisme kepemimpinan Kadin Indonesia.

Dalam pertemuan yang difasilitasi Menteri Bahlil Lahadia, Arsjad Rasjid menyebutkan bahwa dirinya dan Aninda Bakrie telah mencapai mencapai kesepakatan solusi menjalankan Kadin sesuai dengan AD ART.

Bentuknya adalah, Arsjad Rasjid tetap sebagai Ketua Umum Kadin dan kemudian melaksanakan Munas Dipercepat dari tahun 2026 sebagai batas akhir kepemimpinan Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum dan Anindya Bakrie sebagai Ketua Dewan Pertimbangan.

Awaluddin menambahkan, bahwa Munas Dipercepat kemudian akan memilih Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia yang sah.

“Jadi saya nilai solusi ini adalah keputusan yang sangat bijak dan kompromistis, satu orang yang dengan pikiran jernih memberikan posisi kepada yang lain secara sah. Masa mas Anin tidak melihat peluang ini?” kata Awaluddin bertanya.

Ditegaskannya, dari kasus Kadin ini bisa terlihat cara berpikir dan bertindak kedua tokoh Kadin ini. Cara berpikir Arsjad sangat menghargai Anin dan sebaliknya cara Anin melakukan munaslub sama sekali tidak menghargai Arsjad.

Tetapi sebaliknya, Arsjad bersedia melaksanakan Munas Dipercepat demi keutuhan Kadin. Namun sebaliknya Anin tetap terus memaksa mengakui hasil Munaslub.

“Atas alasan apa memaksa mas Arsjad mengakui hasil munaslub bro. Itu rekayasa pemilihan Ketua Umum Kadin yang menabrak semua aturan di Kadin dan norma sosial berorganisasi,” paparnya.

SIMAK JUGA :  Atasi Ketidakadilan di Riau, Mahfud Janjikan Penegakan Hukum Hingga Tata Pimpinan

Munculkan Tokoh Baru

Dalam kaitan suksesi kepemimpinan Kadin Indonesia, Awaluddin Awe, menyampaikan usulan baru dengan menampilkan tokoh baru sebagai jalan tengah.

Sebab kubu Anin bukan tipikal yang kompromistis dan cenderung agitatif serta sangat berpotensi memecah belah Kadin Indonesia, termasuk Kadin Propinsi dan kabupaten kota.

“Saya mengimbau untuk bersikap bijak dan dewasa memahami masalah Kadin. Sebab Kadin daerah sampai kabupaten kota berhak atas kepemimpinan Kadin Indonesia yang tenang, nyaman dan dewasa,” sergah Awe, panggilan wartawan senior ini.

Dia berharap tokoh baru itu bisa menjadi faktor penyelamat nama besar Kadin Indonesia, bukan untuk orang dalam, tetapi para investor di luar negeri sana.

Selain itu, tokoh baru ini juga dapat memberikan suasana kepemimpinan yang nasionalis dan memahami alur kepemerintahan secara benar, bukan atas kepentingan masa lalu saja tetapi juga masa depan ekonomi Indonesia.

Awaluddin sudah melihat sosok tokoh baru tersebut dan sangat disegani oleh para Ketua Umum Kadin Propinsi, karena dinilai mampu memberikan arah kepemimpinan Kadin yang lebih konkret sebagai induk organisasi dunia usaha.

“Jika perdamaian Arsjad dan Anin menemukan jalan buntu, maka sebaiknya digelar Munas Dipercepat dengan memunculkan tokoh baru itu. Saya yakin kisruh Kadin akan selesai,” papar Awe

Namun Awe tidak bisa memastikan proses Munas Dipercepat dengan tokoh baru ini akan diterima pihak Kadin Indonesia, sebab akan dinilai sebagai memunculkan permasalahan baru.

“Tetapi dalam pandangan pribadi saya, memunculkan tokoh baru itu adalah alternatif penting untuk menyelesaikan kisruh di Kadin,” pungkas Awe mengakhiri. (*)

Rizal Basri
Editor : Tata Tanur

  • Bagikan