Jokowi Diminta Tengahi Kasus Kadin Indonesia, Awe : akan ada Catatan Emas dari Kadin

  • Bagikan

KETUA Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid didampingi WKU Kordinator Bidang Hukum, Organisasi dan Komunikasi Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi memberikan penjelasan bersama 21 Ketua Kadin Indonesia tentang penolakan hasil Munaslub Kadin Indonesia. (Foto : Dok)

JAKARTA – Presiden Joko Widodo diminta menengahi kisruh Kadin Indonesia yang melibatkan Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie. Dasarnya adalah Presiden Jokowi punya andil besar dalam pembentukan kepengurusan Kadin Indonesia Arsjad Rasjid di Munas Kendari, April 2021 lalu.

“Saya kira sangat bijak saja jika pak Jokowi memanggil mas Arsjad dan Anin untuk mengetahui sumber perpecahan di Kadin dan menawarkan solusi. Supaya peran pak Jokowi dicatat tinta emas oleh teman teman di Kadin,” ujar Wakil Ketua Umum Kominfo Kadin Sumbar kepada wartawan di Jakarta, Jumat (27/9/2024).

Awaluddin Awe adalah salah satu pengurus Kadin Sumbar era Ramal Saleh yang terlibat aktif dalam proses pemilihan Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia.

Dirinya sempat menghadiri Munas Kadin Indonesia di Kendari tetapi terhalang masuk arena munas kerena diklaim terkena Covid -19 oleh tim kedokteran Munas Kadin. Saat itu sejumlah delegasi Kadin daerah dan pusat terkena Covid juga.

Awe menyebut bahwa Presiden Jokowi memiliki peran besar dalam mendudukan sengkarut antara Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie di awal Munas Kendari.

“Saya masih ingat mas Rosan kemudian mengumumkan kepada wartawan hasil pertemuan mereka dengan Presiden Jokowi, dimana hasil pertemuan terbawa sampai ke ajang Munas Kadin di Kendari,” urai Awe.

Dengan realitas itu, sebut Awe lagi, rasanya tidak ada yang salah jika Presiden Jokowi kembali mengundang Rosan, Arsjad dan Anin untuk bicara lagi tentang jalan keluar dari munaslub yang cacat secara hukum itu.

Menurut wartawan senior ini, bagaimanapun tim Anin menyatakan munaslub sah kalau faktanya tidak sesuai maka akan tetap membawa dampak buruk terhadap nama baik Kadin Indonesia.

Para investor di luar negeri akan ngeri ngeri sedap melihat kinerja pemerintah dan ekonomi Indonesia jika kepemimpinan Kadin Indonesia bisa diruntuhkan dalam sekejap dengan cara cara inkontitusional.

“Bisa saja kan para pemilik dana di luar negeri berpikir ulang masuk ke Indonesia akibat kasus pencaplokan Kadin ini. Sebab kasus munaslub juga menggambarkan situasi politik ekonomi di Indonesia kan?” timpalnya lagi.

Selain itu, kasus munaslub akan menimbulkan dampak buruk dalam perekonomian nasional akibat terbelahnya para pengusaha Kadin dari tingkat pusat sampai ke daerah.

“Kadin daerah kini sudah memanas pasca munaslub, termasuk di Kadin Sumbar. Teman teman mulai bertanya mengapa munaslub malah menimbulkan masalah di tubuh Kadin. Ternyata prosesnya menyalahi aturan. Jadi wajar ditengahi supaya adem kembali,” ujar WKU Kadin Sumbar yang kini aktif mengelola pemasaran apartemen di Jakarta.

SIMAK JUGA :  Musprop Kadin Jabar tanpa Cucu Sutara, Almer Faiq Rusydi terpilih secara aklamasi, Arsjad : Biasa ada Dinamika

Dia berharap Presiden Jokowi merespon surat Arsjad Rasjid yang melaporkan kejadian munaslub oleh pihak Anindya Bakrie yang berimbas kepada terbelahnya Kadin menjadi dua.

Awe meyakini kedua tokoh Kadin itu akan mendengarkan pituah (petunjuk, red) dari Presiden Jokowi, meskipun masa jabatan Jokowi sudah akan berakhir Nopember nanti.

Dengan turun tangannya Jokowi dalam kasus Kadin, kata Awe pula pasti akan memberikan greenlight kepada Presiden baru, Prabowo Subianto dalam melihat posisi Kadin ke depannya.

“Saya kira kedua presiden kita itu punya prinsip yang sama dalam melihat kondisi dan posisi Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie. Jadi Saya yakin keduanya akan berada di posisi tengah dalam melihat kasus Kadin Indonesia,” papar Awe lebih lanjut.

Dia menyatakan tidak sependapat dengan pernyataan pro Kadin Anin yang menyebut bahwa alasan penggantian Arsjad Rasjid karena mengganggu komunikasi dengan pemerintah atas dasar Arsjad Rasjid pernah jadi Ketua TPN Ganjar Mahfud.

“Yang benar aja (dijadikan alasan Ketua TPN, Red) penggantian mas Arsjad. Pak Prabowo aja lawan Pilpres pak Jokowi malah diangkat jadi menteri. Jangan terlalu piciklah membuat alasan munaslub itu,” pungkas Awaluddin Awe

Jangan Sampai ke Pengadilan

Salah satu anggota Dewan Penyelamat Kadin Sumbar ini menyatakan intervensi positif Presiden Jokowi penting dilakukan karena saat ini Kadin Indonesia Arsjad Rasjid akan mengajukan gugatan munaslub ke pengadilan.

Jika itu terjadi, kata Awe, maka penyelesaian kasus Kadin akan memakan waktu panjang sehingga akan merugikan Pengurus Kadin sendiri.

Tambahan lagi, waktu pelaksanaan Munas Kadin Indonesia hanya tinggal 1,5 tahun lagi dihitung dari awal tahun 2025 sehingga waktu di pengadilan akan mengganggu proses regenerasi kepemimpinan Kadin Indonesia melalui Munas.

“Terus yang mau dipertahankan dengan Munaslub itu apa? Apakah memang sengaja mau membuat heboh di awal Pemerintahan Presiden baru? Kalau sudah begitu saya tertarik ikut membahasnya,” tegas Awe lagi.

Dia berharap kalangan lain juga mendorong Presiden Jokowi memanggil kedua belah pihak untuk penyelesaian masalah Kadin di luar pengadilan.

Tetapi meski mendorong penyelesian masalah Kadin lewat jalur Presiden, Awe tetap berpendapat penyelesaian itu adalah tetap mengakui keberadaan Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia yang sah.

“Sebab kan tidak ada alasan yang konstitusional yang mengharuskan Ketum Kadin Indonesia diganti ditengah jalan dengan alasan seperti itu,” papar Awe mengakhiri. (*)

Rizal Basri
Editor : TATA TANUR

  • Bagikan