Istana Bongkar Mafia Rumah Sakit, IPW: Kejahatan Medis Covid-19

  • Bagikan

JAKARTA – Baru-baru ini terdengar kabar bahwa sejumlah rumah sakit selalu menyatakan pasien meninggal karena covid-19. Padahal kebenarannya belum terbukti. Menurut Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, hal tersebut merupakan modus baru yang dilakukan rumah sakit untuk merampok uang negara di tengah pandemiK.

“Padahal sesungguhnya keluarga terkena penyakit lain. Selain itu ada orang diperkirakan covid-19 terus meninggal, padahal hasil tes belum keluar. Setelah hasilnya keluar, ternyata negatif,” beber Neta pada JPNN.com, Sabtu (3/10).

Lebih lanjut, Neta mengatakan modus seperti ini merupakan kejahatan baru di dunia medis yang patut dicermati. Kejahatan yang melibatkan oknum-oknum rumah sakit ini merupakan sebuah korupsi baru terhadap anggaran negara.

“Karena itu, semua pelakunya harus diseret ke pengadilan Tipikor,” kata Neta.

Menurut Neta, sejauh ini Bareskrim belum mengambil langkah meskipun kabar tersebut sudah beredar di mana-mana.

Bahkan, Kepala Kantor Staf Kepredidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko, lanjut Neta, juga sudah memberikan sinyal terkait kasus ini.

“Jika Bareskrim Polri tidak peduli dengan kasus pengcovidan orang oleh mafia rumah sakit ini, kejaksaan dan KPK harus segera turun tangan. Semua angka kematian covid-19 harus dicermati,” jelas Neta.

Neta tak ingin musibah atau wabah yang membuat masyarakat menderita ini malah dimanfaatkan untuk menguntungkan para mafia rumah sakit.

Sebelumnya, Moeldoko saat bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melontarkan komentar yang kontroversial.

Moeldoko menuding bahwa rumah sakit telah memanipulasi data kematian pasien akibat covid-19 demi dapat anggaran pemerintah. Moeldoko menuding pihak Rumah Sakit tidak sepenuhnya jujur akan angka kasus covid-19, di mana pada pasien yang bukan terinfeksi virus corona pun disebut positif covid-19.

SIMAK JUGA :  Tak Lagi Pakai Dolar AS, Transaksi Indonesia - Jepang Naik 10 Kali Lipat

Moeldoko menuding RS melakukan hal tersebut karena ingin mengambil anggaran negara yang dialokasikan untuk penanganan covid-19.(Redaksi)

Credit photo: Sinar Merdeka

  • Bagikan