BAKAL Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo saat bersama para Kyai dan Ulama di Ponpes Cipasung, Selasa (10/10/2023). Para Kyai dan Ulama menyebut Ganjar sebagai Bacapres paling Islami. ((Foto : kredit)
JAKARTA,HARIANINDONESIA.ID –
Pengasuh Pondok Pesantren Cipasung Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, Kyai Ubaidillah Ruhiat menyebutkan bahwa dari tiga bakal calon presiden yang akan maju, Ganjar Pranowo yang paling Islami.
“Alasan saya jelas. Karena mas Ganjar adalah mantu pengasuh Pondok Pesantren juga, dan punya perhatian besar terhadap ulama saat menjadi Gubernur Jawa Tengah,” ujar Kyai Ubed, panggilan dekat Kyai Ubaidillah dan Kyai Bahrul Alam, saat bertemu Ganjar di Ponpes Cipasung, Selasa (10/10/2023).
Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo berkunjung ke Ponpes Cipasung Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, Selasa (10/10) sebagai bagian dari tour Ganjar ke sejumlah wilayah di Tasikmalaya.
Kedatangan Ganjar disambut hangat Pengasuh Ponpes Cipasung, Kyai Ubaidillah Ruhiat dan puluhan ulama lainnya.
Ganjar diajak berdiskusi tentang banyak hal, salah satunya mengenai masa depan pondok pesantren di Indonesia.
Persoalan undang-undang pesantren menjadi topik diskusi Ganjar dengan para ulama Tasikmalaya itu.
Mereka berharap Ganjar tidak melupakan pesantren ketika nanti menjadi presiden.
“Saya doakan pak Ganjar sehat, berkah dan menjadi presiden 2024. Kalau jadi presiden, jangan lupakan pesantren. Dan kami yakin pak Ganjar tidak lupa, karena pak Ganjar juga mantu kyai yang juga punya pondok pesantren,” ucap Kyai Ubed.
Hal senada disampaikan Kyai Yusuf Bahar. Pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tasikmalaya itu mengatakan, dari ketiga bacapres 2024 yang semuanya beragama Islam, Ganjar yang paling Islami.
“Dan yang luar biasa, beliau mantu kyai. Pasti hatinya akan condong ke pesantren. Kalau kyai mendukung dan mendoakan beliau, sudah tepat menurut saya,”ucap Kyai Yusuf.
Ganjar menyatakan, selama berkeliling silaturahmi ke sejumlah ulama di Jawa Barat, ia memang mendapat banyak masukan khususnya terkait pesantren.
Undang-undang pesantren yang sudah selesai diharapkan mampu menjadi langkah pesantren di Indonesia untuk lebih maju.
“Rasanya senang sekali bisa bertemu dan berdiskusi dengan para ulama, masyayikh dan ajengan. Banyak sekali masukan yang disampaikan khususnya terkait pesantren. Dan saya nggak mungkin melupakan pesantren karena istri saya anak kyai,” ucapnya.
Terkait undang-undang pesantren, Ganjar mengatakan jika sebenarnya undang-undang itu sudah ada. Hanya saja pelaksanaannya dirasa masih belum optimal.
“Makanya saya bertemu para ulama dan pengasuh pondok pesantren ini dalam rangka mendengarkan, apa yang menjadi persoalan dan apa yang diharapkan sebenarnya agar kita bisa mencari solusinya bersama-sama,” pungkasnya.
Selain soal pesantren, diskusi itu juga membahas terkait pendidikan, keterampilan santri dan memperbanyak sekolah vokasi.
Para ulama, masyayikh dan ajengan itu memberikan sejumlah masukan ke Ganjar agar bisa dilaksanakan ketika ia menjadi presiden 2024 nantii.
Pemicu Kohesi Sosial
Ketua RGP2024 Heru Subagia yang mendampingi Ganjar Pranowo dari Cirebon hingga Tasikmalaya ini menambahkan pesantren sebagai salah satu pemicu terwujudnya kohesi sosial.
Peran semacam ini diperoleh karena pesantren hadir tebuka dengan semangat kesederhanaan, kekeluargaan, dan kepedulian sosial.
Di antara beberapa fungsi pesantren, pertama, pesantren sebagai pusat keilmuwan dan pelestarian tradisi lokal berbasiskan Islamic studies. Kedua, sebagai pendidikan moral bangsa.
‘Dalam konteks perjalanan politik Indonesia, diakui atau tidak, pesantren telah bergeser menjadi salah satu bagian dari media kampanye politik yang mempunyai magnet yang sangat luar biasa,” ujar Heru.
Dianggap strategis karena di kalangan tertentu pesantren mempunyai otoritas fatwa politik yang mampu menjadi magnet untuk meyakinkan masyarakat, terlebih bagi alumninya sendiri.
Setelah acara usai, Ganjar menyempatkan diri berziarah ke makam Kyai Ruhiat, pendiri Ponpes Cipasung yang juga ulama paling disegani.
Ganjar juga memberikan bantuan ambulans untuk Ponpes Cipasung dan diterima langsung oleh Kyai Ubed.
Histeris Panggil Ganjar
Diawal kedatangannya, Ganjar disambut Para santri dengan bersemangat. Terdengar mereka histeris meneriakkan nama Ganjar sambil membawa sejumlah spanduk.
Tulisannya bermacam-macam, seperti ‘Wilujeng Sumping Pak Ganjar’, ‘Pak Ganjar We Love You’, ‘Pak Ganjar Idolaku’, ‘Ahlan Wasahlan Pak Ganjar’, dan lainnya.
Ada juga yang menuliskan pesan khusus untuk putra semata wayang Ganjar, Muhammad Zinedine Alam Ganjar.
Seperti ‘Titip Salam Buat Mas Alam Pak’, ‘Pak Mas Alam Ganteng Banget’, ‘Mau Jadi Mantu’ dan lainnya.
“Wah seneng banget bisa ketemu pak Ganjar. Orangnya murah senyum, ganteng banget. Pantes kalau mas Alam ganteng, bapaknya juga ganteng,” ucap para santri itu. (*)
Awaluddin Awe, dikutip dari berbagai sumber