JAKARTA, harianindonesia.id – Pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Rachland Nashidik yang menyerang Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di beberapa media membuat marah salah satu kader PDIP.
Hasto dituding oleh Rachland sebagai juru bicara yang buruk bagi politik Indonesia dan PDIP. Selain itu, Hasto disebut “populis gadungan yang kekanak-kanakan”.seperti dilansir beritasatu.com
Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi Nyumarno yang juga Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi mengecam keras pernyataan Rachland tersebut.
“Pernyataan Wasekjen Demokrat yang menyebut Sekjen PDI Perjuangan populis gadungan adalah pernyataan yang ngawur dan tanpa alasan. Apa dasar Wasekjen Demokrat itu ngomong seperti itu? Coba sebutan “populis gadungan” yang dia lontarkan terhadap Sekjen DPP partai kami diberikan dasar dan alasannya. Jangan asal ngomong lah,” ungkap Nyumarno, Sabtu (6/1).
Ia menambahkan, ada lagi pernyataan Wasekjen Demokrat yang dalam pemberitaan itu menyebut Hasto adalah juru bicara yang buruk bagi Politik Indonesia dan PDIP.
“Ini tambah membuat saya kesal. Bagi kami kader PDI Perjuangan, Sekjen DPP PDI Perjuangan adalah representatif ideologis penyampai kebijakan Ibu Ketua Umum kami Megawati Soekarnoputri. Kami seluruh kader partai PDI Perjuangan sangat menjunjung tinggi Pak Hasto sebagai juru bicara terbaik di partai, bahkan juru bicara politik terbaik di Indonesia, yang mewakili Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan. Kami tak rela Wasekjen Partai Demokrat menyebut Sekjen DPP PDI Perjuangan sebagai juru bicara yang buruk,” ucap Nyumarno.
Nyumarno yang saat ini juga menahkodai sayap partai sebagai Ketua Taruna Merah Putih Kabupaten Bekasi meminta Rachland untuk berpolitik santun.
Rachland sebagai seorang Wasekjen DPP Partai seharusnya mengajarkan etika politik yang bagus, jangan mengedepankan etika politik yang tidak santun, ujarnya. Daripada bicara mengkritik partai lain, sebaiknya dia fokus mengurus partainya sendiri.
“Saya tantang Wasekjen Demokrat untuk berhadap-hadapan dalam kompetisi politik santun. Jangan lagi menyerang ke personal orang ataupun partai politik lain, mendingan mari berkompetisi politik menangkan Pilkada, Pileg atau Pilpres, disitulah kita berhadap-hadapan dalam demokrasi politik santun,” pungkasnya. (Muhammad Rizki)