Jakarta, Harianindonesia.id ‐ Pemerintah China meyakini bahwa Indonesia bisa segera mengendalikan pandemi virus corona (Covid-19). Pendapat ini juga didukung oleh epidemiolog yang mengatakan Indonesia berpengalaman menghadapi wabah penyakit setara dengan Virus Corona.
Melalui kedutaan besar di Jakarta, China menganggap pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menerapkan kebijakan secara komprehensif dan menanggapi wabah secara ampuh.
“Pihak Tiongkok percaya Indonesia akan menangkan epidemi secepat mungkin. Kami dengan tulus ikhlas mengapresiasi upaya Indonesia dan sangat percaya (Indonesia) pasti dapat segera mungkin mengatasi epidemi dan memulihkan tatanan ekonomi dan sosial yang normal,” kata Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian dalam jumpa pers virtual tentang pencegahan dan pengendalian Covid-19 pada Selasa (5/5) seperti dikutip CNNIndonesiacom
Tak hanya dari kebijakan pemerintah, Xiao menilai masyarakat Indonesia menunjukkan tekad dan keyakinan kuat untuk mengatasi penyebaran corona.
Menurut Xiao, China menganggap pemerintahan Jokowi terbuka, transparan, dan bertanggung jawab dalam melindungi seluruh warga negara dan warga asing di Indonesia dari penularan corona.
Kata dia, pemerintah Indonesia menunjukkan citra terbuka, transparan dan bertanggung jawab dengan melakukan kerja sama internasional secara aktif, memberikan perlindungan setara terhadap warga negara asing di Indonesia, serta menyediakan fasilitas bagi para diplomat dan anggota keluarga untuk mengunjungi dokter.
Xiao menegaskan Presiden Xi Jinping bertekad akan terus memberi dukungan dan bantuan bagi Indonesia dalam menghadapi virus corona.
China telah mengirimkan gelombang pertama bantuan medis bagi Indonesia pada 28 Maret lalu yang meliputi alat tes corona, masker medis, pakaian APD, dan ventilator.
Xiao menyebut China akan segera mengirimkan bantuan gelombang kedua ke Indonesia dalam waktu dekat. Ia mengatakan sejumlah provinsi dan kota hingga perusahaan di China juga telah atau berencana mengulurkan bantuan bagi Indonesia.
“Pihak Tiongkok sedang berkomunikasi erat dengan pihak Indonesia mengenai bea cukai, transportasi, dan serah terima persediaan medis,” ujarnya.
Dia mengatakan sejauh ini China telah atau bersiap menyumbangkan 163 ribu alat tes corona, 123 ribu masker N95, 3,5 juta masker bedah medis, 144 ribu pakaian APD, 25 ribu kacamata pelindung, 528 ribu sarung tangan, 50 set ventilator portabel, ratusan termometer dahi, pulse oksimeter, dan beberapa alat diagnostik dengan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligent).
Selain bantuan logistik, Xiao mengungkapkan China terus memperkuat pertukaran informasi soal penanganan corona degan Indonesia.
Per hari ini, Indonesia tercatat memiliki 11.587 kasus corona dengan 864 kematian. Angka kematian akibat corona di Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara.
Tanggapan Ahli
Pada kesempatan terpisah, Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman meyakini Indonesia mampu mengendalikan pandemi virus corona Covid-19 atau infeksi SARS-CoV-2. Dia mengatakan Indonesia memiliki pengalaman dalam mengendalikan kasus serupa beberapa tahun lalu.
“Bila bicara mampu tentu secara kapasitas bangsa, kita sudah membuktikan sejak pengendalian HIV dan Swine Flu juga SARS sebelumnya. Di mana di dua terakhir saya juga terlibat,” ujar Dicky, Selasa (5/5).
Namun, Dicky mengingatkan belum ada negara yang mampu mengendalikan Covid-19. Bukan hanya Indonesia, dia berkata China dan dunia sekalipun masih belum bisa mengklaim dapat segera mengatasinya.
Lebih lanjut, Dicky berkata teori epidemiologi dan global health security menyebutkan pandemi Covid-19 masih akan menjadi masalah semua negara di dunia. Pandemi mulai bisa dikendalikan, kata dia jika nilai reproduksinya di bawah 1.
“Faktor kekebalan pada populasi global baru di angka 3 persen berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Faktor obat dan vaksin juga masih berproses dan mungkin obat paling cepat di akhir tahun,” ujarnya.
Terkait dengan kedua faktor itu, Dicky berkata menyebabkan semua negara di dunia, termasuk China harus terus menjaga pintu masuk negaranya. Selain itu, keadaan itu membuat China melakukan testing tracing dan isolasi secara rutin.
“Serta membiasakan masyarakatnya untuk menerapkan pola hidup baru, yaitu bermasker, jaga jarak, dan personal hygiene,” ujar Dicky.
Di sisi lain, Dicky berkata Indonesia bisa bebas dari pandemi Covid-19 bila salah satu faktor-faktor itu terpenuhi, misalnya kekebalan populasi 70 persen, tersedia obat definitif, dan atau vaksin.
“Saya tidak atau belum bisa menghitungnya karena belum ada data valid berapa persen penduduk kita yang sudah imun. Jadi kalau merujuk data WHO ya bisa lebih dari setahun. China sekalipun belum selesai,” ujarnya.
Lebih dari itu, dia berkata untuk menghitung data penduduk yang sudah imun memerlukan survei serologi atau test yang sangat masif.
Sebelumnya China meyakini bahwa Indonesia bisa segera mengendalikan pandemi virus corona (Covid-19). Melalui kedutaan besar di Jakarta, China menganggap pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menerapkan kebijakan secara komprehensif dan menanggapi wabah secara ampuh.
“Pihak Tiongkok percaya Indonesia akan menangkan epidemi secepat mungkin. Kami dengan tulus ikhlas mengapresiasi upaya Indonesia dan sangat percaya (Indonesia) pasti dapat segera mungkin mengatasi epidemi dan memulihkan tatanan ekonomi dan sosial yang normal,” kata Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian dalam jumpa pers virtual tentang pencegahan dan pengendalian Covid-19 pada Selasa (5/5).
Tak hanya dari kebijakan pemerintah, Xiao menilai masyarakat Indonesia menunjukkan tekad dan keyakinan kuat untuk mengatasi penyebaran corona.
Sementara itu, Universitas Teknologi dan Desain Singapura (SUTD) memprediksi pandemi Covid-19 di Indonesia akan berakhir 97 persen pada 13 Juni 2020 jika merujuk pada data pada 2 Mei 2020. Adapun Indonesai benar-benar 99 persen bebas pandmei pada 7 Juli 2020.
Namun, SUTD laporan akhir pandemi akan bervariasi setiap hari tergantung pada data. Situs pridiksi yang dibuat SUTD diklaim menyajikan proyek penelitian independen, tidak didanai oleh lembaga apa pun, dan tidak terikat pada perusahaan, pemerintah, atau partai politik mana pun.
Situs SUTD menyediakan pemantauan prediktif berkelanjutan Covid-19 sebagai pelengkap pemantauan tradisional atau praktik prediksi tradisional. Model SIR (rentan-terinfeksi-pulih) mengalami kemunduran dengan data yang diperbarui setiap hari dari berbagai negara untuk memperkirakan kurva siklus hidup pandemi dan tanggal akhir teoretis.
(awe/cnn)